Rabu, 23 Februari 2011 | 15:36 WIB
Hariman beranggapan bahwa induk organisasi sepak bola Indonesia itu perlu diperbaiki dan berjalan sesuai dengan statuta yang ada. "Masih banyak kelemahan yang harus diperbaiki. Tapi saya melihat proses perbaikan saat ini sedang berjalan," katanya di sela diskusi tentang Kongres Empat Tahunan PSSI di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (23/2/2011).
Khusus mengenai pergantian pengurus PSSI, Hariman sepakat hal itu harus dilakukan. Namun, ia mengharapkan agar proses pergantian pengurus itu berjalan secara demokratis sesuai peraturan yang berlaku, baik sesuai statuta FIFA maupun statuta PSSI yang telah ditetapkan.
Saat ini, kata dia, memang ada beberapa pasal dalam statuta FIFA yang mengatur mekanisme pemilihan ketua dan wakil ketua umum PSSI, tetapi artinya disempitkan oleh PSSI. Contohnya adalah soal keterlibatan calon pengurus di sepak bola.
Pada Statuta FIFA, katanya, dijelaskan bahwa calon ketua umum harus telah aktif sekurang-kurangnya 5 tahun dalam kegiatan sepak bola. Hal itu bukan diartikan menjadi bagian dari kepengurusan PSSI selama 5 tahun sebagaimana diungkapkan Komite Pemilihan Ketua Umum PSSI dalam memverifikasi bakal calon.
"Makanya, kami datang ke sini untuk memberikan pencerahan agar tidak terus terjadi pertentangan dalam menyikapi statuta FIFA maupun PSSI," kata Hariman.
Tokoh Malari 1974 itu menjelaskan, meski mendukung perbaikan di tubuh PSSI, namun pihaknya tidak setuju jika dilakukan revolusi seperti yang didengung-dengungkan oleh pencinta sepak bola Indonesia saat ini. Perbaikan itu masih dapat dilakukan pada kongres empat tahunan di Bali, 26 Maret mendatang.
Dalam kongres tersebut, PSSI akan memilih kepengurusan PSSI periode 2011-2015. Saat ini ada dua calon ketua umum baru yang telah dinyatakan lolos oleh Komite Pemilihan PSSI. Mereka adalah Ketua Umum PSSI Nurdin Halid dan Wakil Ketua Umum PSSI Nirwan Bakrie.
0 komentar:
Posting Komentar