Yogyakarta (ANTARA) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, dirinya menolak mundur dari Partai Golkar dalam waktu dekat, karena pembahasan Rancangan Undang-undang Keistimewaan provinsi itu belum selesai.
"Adanya keinginan beberapa pihak agar saya mundur dari Golkar itu bukan masalah. Namun, selama pembahasan RUUK DIY belum selesai, saya tidak akan mundur dari partai," katanya di Yogyakarta, Rabu.
Jadi, menurut dia, dirinya akan melihat terlebih dulu sikap partai politik terkait dengan RUUK DIY. Mereka konsisten atau tidak mendukung penetapan gubernur dan wakil gubernur DIY sebagai salah satu bentuk keistimewaan provinsi itu.
"Desakan beberapa partai yang meminta saya mundur dari kancah politik termasuk sikap Golkar yang mau melepaskan saya itu harus bisa dibuktikan dengan sikap yang konsisten dalam mendukung penetapan," katanya.
Ia mengatakan, selama ini persoalan netralitas selalu dijadikan alasan agar dirinya mundur dari Golkar.
"Jika mereka konsisten mendukung penetapan tidak masalah. Namun, kita lihat saja nanti mereka konsisten atau tidak mendukung penetapan gubernur dan wakil gubernur DIY," kata Sultan yang juga Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Saat ditanya kesiapan dirinya mundur dari partai politik jika keputusan final dalam RUUK DIY adalah penetapan, Sultan mengatakan, hal itu tergantung konsistensi partai politik terkait dengan dukungan terhadap RUUK DIY.
"Sebelum bicara soal saya mundur dari partai politik atau tidak, kita lihat dulu hasil pembahasan RUUK DIY. Mereka konsisten atau tidak mendukung penetapan," katanya.
"Adanya keinginan beberapa pihak agar saya mundur dari Golkar itu bukan masalah. Namun, selama pembahasan RUUK DIY belum selesai, saya tidak akan mundur dari partai," katanya di Yogyakarta, Rabu.
Jadi, menurut dia, dirinya akan melihat terlebih dulu sikap partai politik terkait dengan RUUK DIY. Mereka konsisten atau tidak mendukung penetapan gubernur dan wakil gubernur DIY sebagai salah satu bentuk keistimewaan provinsi itu.
"Desakan beberapa partai yang meminta saya mundur dari kancah politik termasuk sikap Golkar yang mau melepaskan saya itu harus bisa dibuktikan dengan sikap yang konsisten dalam mendukung penetapan," katanya.
Ia mengatakan, selama ini persoalan netralitas selalu dijadikan alasan agar dirinya mundur dari Golkar.
"Jika mereka konsisten mendukung penetapan tidak masalah. Namun, kita lihat saja nanti mereka konsisten atau tidak mendukung penetapan gubernur dan wakil gubernur DIY," kata Sultan yang juga Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Saat ditanya kesiapan dirinya mundur dari partai politik jika keputusan final dalam RUUK DIY adalah penetapan, Sultan mengatakan, hal itu tergantung konsistensi partai politik terkait dengan dukungan terhadap RUUK DIY.
"Sebelum bicara soal saya mundur dari partai politik atau tidak, kita lihat dulu hasil pembahasan RUUK DIY. Mereka konsisten atau tidak mendukung penetapan," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar