REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Kapolda Jatim Irjen Pol Badrodin Haiti menegaskan bahwa insiden di Pondok Pesantern Yapi itu sebenarnya tidak terduga, karena pihaknya sudah melakukan antisipasi dan bahkan di Pesantren Yapi Putri sudah ditempatkan personel kepolisian.
"Kami sudah mengantisipasi kejadian itu, karena semalam sebelumnya sempat ada penyerangan serupa, tapi Pesantren Yapi Putra tidak mau ada polisi berpakaian dinas, sehingga di Pesantren Yapi Putra berpakaian preman (sipil), tetapi polisi di Pesantren Yapi Putri berpakaian dinas (seragam)," paparnya.
Akibatnya, kelompok penyerang dari Jamaah Aswaja Bangil, Pasuruan, tidak berbuat apa-apa saat melewati Pesantren Yapi Putri, namun sebaliknya di Pesantren Yapi Putra justru terjadi saling olok yang berujung pada saling serang, sehingga empat santri terluka dan dua petugas Yapi juga terluka.
"Tapi, para tokoh agama dan pejabat di Pasuruan sudah melakukan pertemuan dengan lima kesepakatan yakni prihatin dan menyesalkan insiden itu, dan meminta aparat penegak hukum untuk memproses pelaku sesuai ketentuan hukum," katanya.
Kesepakatan lainnya, sepakat untuk bersama-sama menjaga situasi Jatim yang kondusif, meminta ulama untuk mengendalikan jamaah masing-masing agar tidak mudah terprovokasi seperti SMS yang memancing emosi, dan media massa memberitakan secara sejuk.
"Kami sudah mengantisipasi kejadian itu, karena semalam sebelumnya sempat ada penyerangan serupa, tapi Pesantren Yapi Putra tidak mau ada polisi berpakaian dinas, sehingga di Pesantren Yapi Putra berpakaian preman (sipil), tetapi polisi di Pesantren Yapi Putri berpakaian dinas (seragam)," paparnya.
Akibatnya, kelompok penyerang dari Jamaah Aswaja Bangil, Pasuruan, tidak berbuat apa-apa saat melewati Pesantren Yapi Putri, namun sebaliknya di Pesantren Yapi Putra justru terjadi saling olok yang berujung pada saling serang, sehingga empat santri terluka dan dua petugas Yapi juga terluka.
"Tapi, para tokoh agama dan pejabat di Pasuruan sudah melakukan pertemuan dengan lima kesepakatan yakni prihatin dan menyesalkan insiden itu, dan meminta aparat penegak hukum untuk memproses pelaku sesuai ketentuan hukum," katanya.
Kesepakatan lainnya, sepakat untuk bersama-sama menjaga situasi Jatim yang kondusif, meminta ulama untuk mengendalikan jamaah masing-masing agar tidak mudah terprovokasi seperti SMS yang memancing emosi, dan media massa memberitakan secara sejuk.
0 komentar:
Posting Komentar