Kamis, 10 Februari 2011

PENYIMPANGAN SOSIAL


Macam/Jenis & Pengertian Penyimpangan Sosial, Individual dan Kolektif - Pelajaran Sosiologi IPS
Sat, 23/02/2008 - 4:34pm — godam64
A. Arti Definisi / Pengertian Penyimpangan Sosial (social deviation)
1. Menurut Robert M. Z. Lawang penyimpangan perilaku adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sitem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang.
2. Menurut James W. Van Der Zanden perilaku menyimpang yaitu perilaku yang bagi sebagian orang dianggap sebagai sesuatu yang tercela dan di luar batas toleransi.
Menurut Lemert penyimpangan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder. Penyimpangan primer adalah suatu bentuk perilaku menyimpang yang bersifat sementara dan tidak dilakukan terus-menerus sehingga masih dapat ditolerir masyarakat seperti melanggar rambu lalu lintas, buang sampah sembarangan, dll. Sedangkan penyimpangan sekunder yakni perilaku menyimpang yang tidak mendapat toleransi dari masyarakat dan umumnya dilakukan berulang kali seperti merampok, menjambret, memakai narkoba, menjadi pelacur, dan lain-lain.
B. Macam-Macam / Jenis-Jenis Penyimpangan Individual (individual deviation)
Penyimpangan individual atau personal adalah suatu perilaku pada seseorang dengan melakukan pelanggaran terhadap suatu norma pada kebudayaan yang telah mapan akibat sikap perilaku yang jahat atau terjadinya gangguan jiwa pada seseorang.
Tingkatan bentuk penyimpangan seseorang pada norma yang berlaku :
1. Bandel atau tidak patuh dan taat perkataan orang tua untuk perbaikan diri sendiri serta tetap melakukan perbuatan yang tidak disukai orangtua dan mungkin anggota keluarga lainnya.
2. Tidak mengindahkan perkataan orang-orang disekitarnya yang memiliki wewenang seperti guru, kepala sekolah, ketua rt rw, pemuka agama, pemuka adat, dan lain sebagainya.
3. Melakukan pelanggaran terhadap norma yang berlaku di lingkungannya.
4. Melakukan tindak kejahatan atau kerusuhan dengan tidak peduli terhadap peraturan atau norma yang berlaku secara umum dalam lingkungan bermasyarakat sehingga menimbulkan keresahan. ketidakamanan, ketidaknyamanan atau bahkan merugikan, menyakiti, dll.
Macam-macam bentuk penyimpangan indivisual :
1. Penyalahgunaan Narkoba.
2. Pelacuran.
3. Penyimpangan seksual (homo, lesbian, biseksual, pedofil, sodomi, zina, seks bebas, transeksual).
4. Tindak Kriminal / Kejahatan (perampokan, pencurian, pembunuhan, pengrusakan, pemerkosaan, dan lain sebagainya).
5. Gaya Hidup (wanita bepakaian minimalis di tempat umum, pria beranting, suka berbohong, dsb).
C. Macam-Macam / Jenis-Jenis Penyimpangan Bersama-Sama / Kolektif (group deviation)
Penyimpangan Kolektif adalah suatu perilaku yang menyimpang yang dilakukan oleh kelompok orang secara bersama-sama dengan melanggar norma-norma yang berlaku dalam masyarakat sehingga menimbulkan keresahan, ketidakamanan, ketidaknyamanan serta tindak kriminalitas lainnya.
Bentuk penyimpangan sosial tersebut dapat dihasilkan dari adanya pergaulan atau pertemanan sekelompok orang yang menimbulkan solidaritas antar anggotanya sehingga mau tidak mau terkadang harus ikut dalam tindak kenakalan atau kejahatan kelompok.
Bentuk penyimpangan kolektip :
1. Tindak Kenakalan
Suatu kelompok yang didonimasi oleh orang-orang yang nakal umumnya suka melakukan sesuatu hal yang dianggap berani dan keren walaupun bagi masyarakat umum tindakan trsebut adalah bodoh, tidak berguna dan mengganggu. Contoh penyimpangan kenakalan bersama yaitu seperti aksi kebut-kebutan di jalan, mendirikan genk yang suka onar, mengoda dan mengganggu cewek yang melintas, corat-coret tembok orang dan lain sebagainya.
2. Tawuran / Perkelahian Antar Kelompok
Pertemuan antara dua atau lebih kelompok yang sama-sama nakal atau kurang berpendidikan mampu menimbulkan perkelahian di antara mereka di tempat umum sehingga orang lain yang tidak bersalah banyak menjadi korban. COntoh : tawuran anak sma 70 dengan anak sma 6, tawuran penduduk berlan dan matraman, dan sebagainya.
3. Tindak Kejahatan Berkelompok / Komplotan
Kelompok jenis ini suka melakukan tindak kejahatan baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terbuka. Jenis penyimpangan ini bisa bertindak sadis dalam melakukan tindak kejahatannya dengan tidak segan melukai hingga membunuh korbannya. Contoh : Perampok, perompak, bajing loncat, penjajah, grup koruptor, sindikat curanmor dan lain-lain.
4. Penyimpangan Budaya
Penyimpangan kebudayaan adalah suatu bentuk ketidakmampuan seseorang menyerap budaya yang berlaku sehingga bertentangan dengan budaya yang ada di masyarakat. Contoh : merayakan hari-hari besar negara lain di lingkungan tempat tinggal sekitar sendirian, syarat mas kawin yang tinggi, membuat batas atau hijab antara laki-laki dengan wanita pada acara resepsi pernikahan, dsb.



                              

Penyimpangan Sosial dalam Masyarakat

Sunday, April 12, 2009

 Pengertian dari penyimpangan sosial: Bentuk Perilaku yang dilakukanv oleh seseorang yang tidak sesuai dengan norma dan nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Menurut Bruce J. Cohen, ukuran yang menjadi dasar adanya penyimpangan bukan baik atau buruk, benar atau salah menurut pengertian umum, melainkan berdasarkan ukuran norma dan nilai sosial suatu masyarakat.

 Bentuk-bentuk penyimpangan sosialv
• Bentuk pentimpangan menurut pelakunya:
o Penyimpangan Individu: penyimpangan yang dilakukan oleh Individu yang berlawanan dengan Norma. Penyimpangan ini biasanya dilakukan di lingkungan keluarga.
o Penyimpangan kelompok: dilakukan oleh kelompok orang yang tunduk pada norma kelompoknya yang bertentangan dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Contoh kelompok yang melakukan penyimpangan adalah kelompok pengedar narkotika.
• Bentuk penyimpangan menurut Sifatnya:
o Penyimpangan bersifat positif: Penyimpangan ini terarah pada nilai sosial yang berlaku dan dianggap ideal dalam masyarakat dan mempunyai dampak yang bersifat positif. Cara yang dilakukan seolah-olah menyimpang dari norma padahal tidak. Contohnya adalah: Bermunculan Wanita karier yang sejalan dengan emansipasi wanita.
o Penyimpangan bersifat negatif: Penyimpangan ini berwujud dalam tindakan yang mengarah pada nilai-nolai sosial yang dipandang rendah dan dianggap tercela dalam masayarakat. Contohnya: pemerkosaan, pencurian, pembunuhan, perjudian dan pemakaian narkotika.
• Bentuk penyimpangan menurut Lemert (1951).
o Penyimpangan Primer: merupakan penyimpangan sosial yang bersifat sementara dan biasanya tidak diulangi lagi. Seseorang yang melakukan penyimpangan ini masih diterima di masyarakat. Contoh: orang yang melanggar lalu lintas dengan tidak membawa SIM dan perbuatannya itu tidak diulangi lagi.
o Penyimpangan Sekunder:merupakan penyimpangan sosial yang nyata dan dilakukan secara berulang-ulang bahkan menjadi kebiasaan dan menunjukkan ciri khas suatu kelompok. Seseorang yang melakukan penyimpangan ini biasanya tidak akan diterima lagi di masyarakat. Contoh: Pemabuk yang seringa mabuk-mabukan dipasar, di diskotik dll.

 Latar Belakang/sebab-sebab terjadinya penyimpangan Sosial :v
Y Proses sosialisasi yang tidak sempurna atau tidak berhasil karena seseorang mengalami kesulitan dalam hal komunikasi ketika bersosialisasi. Artinya individu tersebut tidak mampu mendalami norma- norma masyarakat yang berlaku.
 Penyimpangan juga dapat terjadiY apabila seseorang sejak masih kecil mengamati bahkan meniru perilaku menyimpang yang dilakukan oleh orang-orang dewasa.
 TerbentuknyaY perilaku menyimpang juga merupakan hasil sosialisasi nilai sub kebudayaan menyimpang yang di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor ekonomi dan faktor agama. Contoh karena kekurangan biaya seorang pelajar mencuri dan seseorang yang tidak memiliki dasar agama hidupnya tanpa arah dan tujuan.
 Pertentangan antar agen sosialisasiY
Pesan-pesan yang disampaikan antara agen sosialisasi yang satu dengan agen sosialisasi yang lain kadang bertentangan, misalnya : orang tua mengajarkan merokok itu tidak baik, sementara iklan rokok begitu menarik, dan anak memiliki kelompok teman sebaya yang pada umumnya merokok, sehingga jika ia mengikuti pesan orang tuanya ia akan menyimpang dari norma kelompoknya, lama-lama anak tersebut akan menjadi perokok
 Pertentangan antara norma kelompok dengan norma masyarakatY
Kelompok masyarakat tertentu memiliki norma yang bertentangan dengan norma masyarakat pada umumnya. Contoh : masyarakat yang hidup di daerah kumuh sibuk dengan usahanya memenuhi kebutuhannya, kebanyakan mereka menganggap pengucapan kata-kata kotor, membuang sampah sembarangan, membunyikan radio dengan keras merupakan hal biasa. Namun hal tersebut bagi masyarakat umum merupakan hal yang menyimpamg.

 Faktor-faktor Penyebab Penyimpangan Sosialv
Y Faktor dari dalam adalah intelegensi atau tingkat kecerdasan, usia, jenis kelamin dan kedudukan seseorang dalam keluarga. Misalnya: seseorang yang tidak normal dan pertambahan usia.
 Faktor dari luarY adalah kehidupan rumah tangga atau keluarga, pendidikan di sekolah, pergaulan dan media massa. Misalnya: seorang anak yang sering melihat orang tuanya bertengkar dapat melarikan diri pada obat-obatan atau narkoba. Pergaulan individu yang berhubungan teman-temannya, media massa, media cetak, media elektronik.
 Jenis-jenis penyimpangan sosial terdiri dari 5 jenis:v
Y Tawuran atau perkelahian antar pelajar. Perkelahian termasuk jenis kenakalan remaja akibat kompleksnya kehidupan kota yang disebabkan karena masalah sepele.
 Penyalahgunaan narotika,obat-obat terlarangY dan minuman keras. Penyalahgunaan narkotika adalah penggunaan narkotika tanpa izin dengan tujuan hanya untuk memperoleh kenikmatan. Penyimpangan sosial yang timbul adalah pembunuhan, pemerkosaan pencurian, perampokan.
 Hubungan seks diluar nikah, pelacuran dan HIV/AIDS merupakan penyimpangan sosial karena menyimpang norma sosial maupun agama.Y
Y Tindak kriminal adalah tindak kejahatan atau tindakan yang merugikan orang lain dan melanggar norma hukum, norma sosial dan norma agama. Misalnya: mencuri,menodong, menjambret membunuh,dll. Disebabkan karena masalah kesulitan ekonomi. Dan merupakan profesi atau pekerjaanya karena sulit mencari pekerjaan yang halal
 Penyimpangan seksual. Dianggap menyimpang karena melanggar norma- norma yang berlaku.Y

 Pencegahan penyimpangan sosial. Antara lain:v
Y Keluarga. Merupakan awal proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian seorang anak. Kepribadian seorang anak akan terbentuk dengan baik apabila ia lahir dan tumbuh berkembang dalam lingkungan keluarga yang baik begitu sebaliknya.
 Lingkungan tempat tinggal dan temanY sepermain. Lingkungan tempat tinggal juga dapat mempengaruhi kepribadian seseorang untuk melakukan penyimpangan sosial. Seseorang yang tinggal dalam lingkungan tempat tinggal yang baik,warganya taat dalm melakukan ibadah agama dan melakukan perbuatan2 yang baik maka keadaan ini akan mempengaruhi kepribadian seseorang menjadi baik sehingga terhindar dari penyimpangan sosial begitu sebaliknya.
 Media Massa baik cetakY maupun elektronik merupakan suatu wadah sosialisasi yang dapat mempengaruhi seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Langkah pencegahan agar tidak terpengaruh akibat media massa adalah apbila kamu ingin menonton acara di televisi pilih acara yang bernilai positif dan menghindari tayangan yang dapat membawa pengaruh tidak baik.

 Teori mengenai penyampangan sosial.v
Y Teori Differential Association. Menurut pandangan teori ini, penyimpangan sosial bersumber pada pergaulan yang berbeda yang terjadi melalui proses alih budaya.
 Teori Labeling. Menurut teori iniY seseorang menjadi menyimpang karena proses Labeling, penberian julukan, cap, etiket dan merek yang diberikan masyarakat secara menyimpang sehingga menyebabkan seseorang melakukan penyimpangan sosial.
Y Teori Merton. Teori penyimpangan ini bersumber dari struktur sosial. Menurut Merton terjadinya perilaku menyimpang itu sebagai bentuk adabtasi terhadap situasi tertentu.
 Teori Fungsi Durkheim. BahwaY kesadaran moral semua anggota masyarakat tidak mungkin terjadi karena setiap orang berbeda satu sama lainnya tergantung faktor keturunan, lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Menurut Durkheim kejahatan itu perlu, agar moralitas dan hukum itu berkembang secara formal.
Teori konflik. Karl Mark, mengemukakan bahwa kejahatan erat terkait dengan perkembangan kapitalisme. Menurtu teori ini apa yang merupakan perilaku menyimpang hanya dalam pandangan kelas yang berkuasa untuk melindungi kepentingan mereka. Dengan demikian, peradilan pidana pun lebih memihak pada kepentingan mereka. Oleh sebab itu, orang yang dianggap melakukan kejahatan dan terkena hukuman pidana umumnya berasal dari kalangan rakyat miskin.












Penyimpangan sosial bisa di definisiakan sebagai suatu bentuk perilaku yang melanggar kaidah, nilai-nilai, dan norma-norma yang ada di masyarakat, perilaku tersebut bisa dilakukan oleh seorang individu atau pun oleh sekelompok orang. Bentuk-bentuk penyimpangan sosial bisa bermacam-macam, salah satunya adalah penyimpangan yang sering dilakukan oleh remaja, khususnya siswa sekolah.

Penyimpangan yang sering dilakukan oleh siswa sekolah, seperti membolos, pengrusakan, menentang terhadap guru, perkelahian, bahkan tidak menutup kemungkinan sampai terjadinya penganiayaan. Bentuk-bentuk penyimpangan siswa saat ini memang sangat beragam dan hal itu tak jarang dilakukan dengan intensitas yang tinggi. Perilaku penyimpangan seorang pelajar pada umumnya adalah sebagai berikut;

Perbuatan-Perbuatan yang Melanggar Hukum 
Bentuk penyimpangan sosial yang dilakukan remaja bisa merupakan tindakan yang melanggar hukum ataupun perbuatan yang anti sosial, seperti; 
1. Berada di tempat hiburan atau mall pada saat jam pelajaran
Alasan dan yang dilakukan pelajar bisa bermacam-macam, salah satu contohnya adalah bermain game di tempat-tempat permainan game online, warnet-warnet. Kemajuan teknologi bisa membawa dampak negatif bagi siapa pun yang kurang bisa mengontrol diri, banyaknya permainan baru dengan bentuk pola yang berbeda, yang lebih menarik membuat sebagian pelajar tertantang terus dan menganggap duduk di depan layar komputer lebih menarik dibandingkan di dalam kelas.
Banyaknya mal dipusat kota khususnya membuat sebagian pelajar keterusan ‘mejeng’ yang ternyata tidak hanya dilakukan pad waktu diluar jam sekolah, tak jarang kegiatan mejeng dilakukan pada waktu jam pelajaran.
2. Membentuk geng atau kelompok
Salah satu ciri keremajaan adalah rasa solidaritasnya. Solidaritas bisa berdampak positif dan negatif. Positif apabila visi misi didirikannya kelompok itu menguntungkan, misalnya kelompok belajar, kelompok atas dasar hobi yang sama (bisa dalam bentuk keterampilan, olah raga, sosial dsb).
Namun, kelompok atau geng bisa menjadi merugikan apabila orientasinya hanya untuk superioritas, misalnya kelompok senior yang menekan adik kelas, hal ini bisa menyebabkan perkelahian apabila junior mempunyai ego yang tinggi. Tidak menutup kemungkinan akhirnya berdampak menjadi perkelahian antarkelompok atau tawuran antarsekolah.
3. Penggunaan obat terlarang
Banyak faktor mengapa remaja menggunakan obat-obat terlarang padahal mereka sudah mengetahui bahayanya dan risiko di masa depan. Tujuan menggunakan obat terlarang bisanya untuk membuktikan keberanian dalam melakukan suatu tindakan yang berbahaya seperti berkelahi, biar lebih percaya diri (PD), melepaskan diri dari kesepian atau rasa terkucil, menghilangkan rasa prustasi dan kegelisahan akibat suatu masalah, karena rasa solidaritas terhadap kawan, bahkan hanya sekadar ingin tahu saja.

Melanggar Hak Orang Lain
Bentuk penyimpangan remaja bisa berbentuk suatu tindakan yang mengakibatkan kerugian pada orang lain yang bersifat kebendaan, contohnya:
  1. Mengambil atau mencuri barang milik sekolah, kawannya atau pun milik orang lain di tempat umum
  2. Melakukan pemerasan di lingkungan sekolah terhadap kawan-kawannya, biasanya dilakukan ke junior, pemerasan bisa dilakukan juga di luar sekolah.
Secara umum penyimpangan sosial bisa terjadi akibat beberapa faktor. Pertama internal, yaitu penyimpangan yang dilakukan tanpa ada pengaruh dari luar, dilakukan karena dorongan dari dalam diri. Kedua faktor eksternal, yaitu yang diakibatkan karena lingkungan di luar seperti sekolah yang kurang disiplin, dan faktor keluarga.












bentuk penyimpangan dan contoh

Artikel dan berita tentang bentuk penyimpangan dan contoh berada pada daftar posting yang telah dipublis pada situs ini, namun mungkin anda belum menuliskan kata kunci yang tepat, bila belum menemukan yang sesuai dengan bentuk penyimpangan dan contoh, Anda dapat melakukan pencarian dengan kata kunci yang lain, pada search di situs kafeilmu ini, atau dengan melihat daftar post pada Sitemap, atau Homepage. Anda juga bisa request untuk memuat artikel tentang bentuk penyimpangan dan contoh pada kolom komentar. Bahkan anda dapat juga dapat mengirimkan artikel Anda ke email kami, mykafes@gmail.com.

bentuk penyimpangan dan contoh pada situs lain:

Ilmu Pengetahuan Sosial: Penyimpangan Sosial dalam Masyarakat

Contoh kelompok yang melakukan penyimpangan adalah kelompok pengedar narkotika. • Bentuk penyimpangan menurut ... perjudian dan pemakaian narkotika. • Bentuk penyimpangan menurut ...
http://ips-mrwindu.blogspot.com/2009/04/penyimpangan-sosial-dalam-masyarakat.html

BAB 6. PENYAKIT SOSIAL SEBAGAI AKIBAT PENYIMPANGAN SOSIAL DAN ...

... contoh dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat orang yang tidak tertib dalam berlalu lintas, berbagai tindak kejahatan, dan lain sebagainya. Berbagai bentuk penyimpangan ...
http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Penyakit_Sosial_Sebagai_Akibat_Penyimpangan_Sosial_dan_Upaya_Pencegahannya_8.1_(BAB_6)

Macam/Jenis & Pengertian Penyimpangan Sosial, Individual dan ...

Contoh : Perampok, perompak, bajing loncat, penjajah, grup koruptor, sindikat curanmor dan lain-lain. 4. Penyimpangan Budaya Penyimpangan kebudayaan adalah suatu bentuk ...
http://organisasi.org/macam-jenis-pengertian-penyimpangan-sosial-individual-dan-kolektif-pelajaran-sosiologi-ips

Penyimpangan Sosial

Contoh: kaum revolusioner. Kecakapan Personal dan Sosial E Bentuk-Bentuk Penyimpangan Diskusikan dengan temanmu mengapa seseorang sampai melakukan penyimpangan sosial!
http://ictcenter-purwodadi.net/explorer/viewing/BSE/02.%20SMP_MTs/SMP%20099%20IPS%208%20Nanang%20Herjunanto/04-vii.pdf/

contoh perilaku penyimpangan sosial dan gambarnya - PDFQueen - PDF ...

contoh perilaku penyimpangan sosial dan gambarnya.pdf ... Contoh Beberan Gaco. Aturan main dan kartu soal ... Cari dan Identifikasi bentuk-bentuk penyimpangan sosial yang ... http ...
http://www.pdfqueen.com/contoh-perilaku-penyimpangan-sosial-dan-gambarnya



















Contoh Kasus Penyimpangan Pemuda beserta solusinya


1. a. Pengertian kebudayaan,

Menurut bahasa Kebudayaan, cultuur dalam bahasa Belanda dan culture dalam bahasa Inggris, berasal dari bahasa Latin “colore” yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan. Dari pengertian budaya dalam segi demikian berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitet manusia untuk mengolah dan mengubah alam”.
Menurut istilah Kebudayaan adalah sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan manusia untuk menguasai alam sekelilingnya untuk keperluan masayarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia ynag mewujudkan segala kaidah-kaidah dan nilai-nilai kemasyarakatan. Cipta merupakan kemampuan mental, kemamapuan berpikir dari orang-orang yang hidup sebagai anggota masyarakat, senua karya, rasa, dan cipta dikuasai oleh karsa dari orang-orang yang menetukan kegunaannya agara sesuai denagn kepentingan masayarakat. (Selo Soemarjan dan Soelaeman Sumardi).
b. Perubahan social,
Perubahan social adalah perubahan dalam masyarakat yang mempengaruhi system social, nilai, sikap, dan pola perilaku individu dalam kelompoknya.
c. Perubahan budaya,
Perubahan budaya adalah perubahan yang terjadi dalam system ide yang dimiliki bersama pada berbagai bidang kehidupan dalam masyarakat yang bersangkutan.
d. Perbandingan antara perubahan social dengan perubahan budaya,
Dari pengertian di atas dapat saya simpulkan bahwa secara fisik mugkin keduanya memiliki kesamaan yaitu pada perubahan yang terjadi di masyarakat yang mengakibatkan sesuatu. Akan tetapi secara muatan berbeda, perubahan social lebih ditekankan pada perubahan individu secara social, nilai, sikap dan pola perilakunya atau sifatnya perorangan. Sedangkan perubahan budaya lebih pada perubahan secara kelompok atau kebersamaan dalam satu ide bersama pada berbagai bidang kehidupan masyarakat.

2. a. Pemuda
Pemuda adalah mereka yang berumur 15-30 tahun, tetapi ada juga yang mengatakan pria sekitar umur 11-12 tahun, sedangkan wanita sekitar 9 tahun.
Macam-macam pemuda terdapat empat golongan:
1. Pemuda urakan.
Pemuda yang ingin berkehendak tanpa memperhatikan peraturan yang ada.
2. Pemuda nakal.
Pemuda yang cenderung memanfaatkan perubahan yang baik dalam suatu bangsa menjadi perubahan yang jelek.
3. Pemuda revolusioner
Pemuda yang mengadakan suatu perubahan bangsa secara besar-besaran.
4. Pemuda yang sholeh
Pemuda yang mempunyai sifat ulil albab.

Sedangkan hubungan pemuda dalam individu, keluarga, dan masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Sebagai individu
Pemuda sebagai individu adalah orang yang sejak lahir sudah mempunyai cirri-ciri klhas watak seorang ondividu yang konsisten danmemberikan identitas yang khusus bagi para pemuda untuk membentuk suatu kepribadian yang dimilki para pemuda.
2. Keluarga
Hubungan pemuda denagn keluarga sangat erat sekali setelah individu sudah melekat dihati para pemuda , keluarga juga sangat juga berpengaruh terhadap para pemuda karena sejak lahir para pemuda sudah berhadapan dengan anggota keluarga, ayah dan ibu terutama keluarga juga merupakan pendidikan atau guru yang pertama bagi individu dan membentuk sikap-sikap individu terhadap para pemuda untuk menciptakan para pemuda menjadi pemuda yang mempunyai pendidikan yang tinggi dan mempunyai perilaku yang baik.
3. Hubungan pemuda dan masyarakat kita telah kita ketahui bahwa masyarakat terdiri dari berbagai etnis, kelompok, dan aturan, belum tentu juga aturan setiap pemuda dimasyarakat itu sama atau memiliki norma yang sejalan, kadang juga masyarakat yang satu membolehkan pemuda dan ada juga masyarakat yang tidak membolehkan pemuda. Demikian pula sosialisasi dari pemuda yang bersalakan dari masyarakat perkotaan dan pedesaan yaitu hubungan yang rasional impersonal yang tidak intim pada masyarakat kota sebaliknya tidak rasional, personal dan intim pada masrakat pedesaan, artinya para pemuda harus mengerti norma dan peraturan yang ada didalam semua masyarakat sehingga para pemuda tidak melakukan hal – hal yang tidak baik dan dapat mencegah pertengkaran antar pemuda yang berbeda dari masyarakat.

Contoh Kasus Penyimpangan Pemuda beserta solusinya:
Masih teringat di benak kita bahwa dalam kasus yang sering diekspose ke public oleh beberapa media massa tentang kekerasan yang dilakukan oleh pemuda yang berprofesi sebagai di STPDN di saat Orientasi Pengenalan Kampus merupakan salah satu kesalahan yang fatal di lingkungan akademisi kampus tersebut. Kenapa tidak? Mahasiswa yang harusnya menjadi agent 0f intellectual, serta agent of change perubahan negeri ini malah memberikan contoh yang tidak baik.
KEKERASAN tampaknya sudah semakin akrab dengan dunia mahasiswa kita. Selain kematian Wahyu Hidayat, mahasiswa STPDN, kekerasan juga sering terjadi dalam tawuran antarmahasiswa, baik berbeda perguruan tinggi maupun sesama mahasiswa pada perguruan tinggi yang sama.





Macam Jenis & Penjelasan dan Pengertian Penyimpangan Sosial, Individual dan Kolektif
Macam Macam dan Jenis Jenis Penyimpangan Sosial, Individual dan Kolektif
Pengertian dan Penjelasan Lengkap tentang Penyimpangan Sosial, Individual dan Kolektif
Apa itu Penyimpangan Sosial, Individual dan Kolektif
Bagaimana Penyimpangan Sosial, Individual dan Kolektif itu
Artikel tentang Penyimpangan Sosial, Individual dan Kolektif
Macam Macam Penyimpangan Sosial, Individual dan Kolektif
Jenis Jenis Penyimpangan Sosial, Individual dan Kolektif
A. Arti Definisi / Pengertian Penyimpangan Sosial (social deviation)
1. Menurut Robert M. Z. Lawang penyimpangan perilaku adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sitem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang.
2. Menurut James W. Van Der Zanden perilaku menyimpang yaitu perilaku yang bagi sebagian orang dianggap sebagai sesuatu yang tercela dan di luar batas toleransi.
Menurut Lemert penyimpangan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder. Penyimpangan primer adalah suatu bentuk perilaku menyimpang yang bersifat sementara dan tidak dilakukan terus-menerus sehingga masih dapat ditolerir masyarakat seperti melanggar rambu lalu lintas, buang sampah sembarangan, dll. Sedangkan penyimpangan sekunder yakni perilaku menyimpang yang tidak mendapat toleransi dari masyarakat dan umumnya dilakukan berulang kali seperti merampok, menjambret, memakai narkoba, menjadi pelacur, dan lain-lain.
B. Macam-Macam / Jenis-Jenis Penyimpangan Individual (individual deviation)
Penyimpangan individual atau personal adalah suatu perilaku pada seseorang dengan melakukan pelanggaran terhadap suatu norma pada kebudayaan yang telah mapan akibat sikap perilaku yang jahat atau terjadinya gangguan jiwa pada seseorang.
Tingkatan bentuk penyimpangan seseorang pada norma yang berlaku :
1. Bandel atau tidak patuh dan taat perkataan orang tua untuk perbaikan diri sendiri serta tetap melakukan perbuatan yang tidak disukai orangtua dan mungkin anggota keluarga lainnya.
2. Tidak mengindahkan perkataan orang-orang disekitarnya yang memiliki wewenang seperti guru, kepala sekolah, ketua rt rw, pemuka agama, pemuka adat, dan lain sebagainya.
3. Melakukan pelanggaran terhadap norma yang berlaku di lingkungannya.
4. Melakukan tindak kejahatan atau kerusuhan dengan tidak peduli terhadap peraturan atau norma yang berlaku secara umum dalam lingkungan bermasyarakat sehingga menimbulkan keresahan. ketidakamanan, ketidaknyamanan atau bahkan merugikan, menyakiti, dll.
Macam-macam bentuk penyimpangan indivisual :
1. Penyalahgunaan Narkoba.
2. Pelacuran.
3. Penyimpangan seksual (homo, lesbian, biseksual, pedofil, sodomi, zina, seks bebas, transeksual).
4. Tindak Kriminal / Kejahatan (perampokan, pencurian, pembunuhan, pengrusakan, pemerkosaan, dan lain sebagainya).
5. Gaya Hidup (wanita bepakaian minimalis di tempat umum, pria beranting, suka berbohong, dsb).
C. Macam-Macam / Jenis-Jenis Penyimpangan Bersama-Sama / Kolektif (group deviation)
Penyimpangan Kolektif adalah suatu perilaku yang menyimpang yang dilakukan oleh kelompok orang secara bersama-sama dengan melanggar norma-norma yang berlaku dalam masyarakat sehingga menimbulkan keresahan, ketidakamanan, ketidaknyamanan serta tindak kriminalitas lainnya.
Bentuk penyimpangan sosial tersebut dapat dihasilkan dari adanya pergaulan atau pertemanan sekelompok orang yang menimbulkan solidaritas antar anggotanya sehingga mau tidak mau terkadang harus ikut dalam tindak kenakalan atau kejahatan kelompok.
Bentuk penyimpangan kolektip :
1. Tindak Kenakalan
Suatu kelompok yang didonimasi oleh orang-orang yang nakal umumnya suka melakukan sesuatu hal yang dianggap berani dan keren walaupun bagi masyarakat umum tindakan trsebut adalah bodoh, tidak berguna dan mengganggu. Contoh penyimpangan kenakalan bersama yaitu seperti aksi kebut-kebutan di jalan, mendirikan genk yang suka onar, mengoda dan mengganggu cewek yang melintas, corat-coret tembok orang dan lain sebagainya.
2. Tawuran / Perkelahian Antar Kelompok
Pertemuan antara dua atau lebih kelompok yang sama-sama nakal atau kurang berpendidikan mampu menimbulkan perkelahian di antara mereka di tempat umum sehingga orang lain yang tidak bersalah banyak menjadi korban. COntoh : tawuran anak sma 70 dengan anak sma 6, tawuran penduduk berlan dan matraman, dan sebagainya.
3. Tindak Kejahatan Berkelompok / Komplotan
Kelompok jenis ini suka melakukan tindak kejahatan baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terbuka. Jenis penyimpangan ini bisa bertindak sadis dalam melakukan tindak kejahatannya dengan tidak segan melukai hingga membunuh korbannya. Contoh : Perampok, perompak, bajing loncat, penjajah, grup koruptor, sindikat curanmor dan lain-lain.
4. Penyimpangan Budaya
Penyimpangan kebudayaan adalah suatu bentuk ketidakmampuan seseorang menyerap budaya yang berlaku sehingga bertentangan dengan budaya yang ada di masyarakat. Contoh : merayakan hari-hari besar negara lain di lingkungan tempat tinggal sekitar sendirian, syarat mas kawin yang tinggi, membuat batas atau hijab antara laki-laki dengan wanita pada acara resepsi pernikahan, dsb.










Masalah Penyimpangan Sosial


Dasar pengakategorian penyimpangan didasari oleh perbedaan perilaku, kondisi dan orang. Penyimpangan dapat didefinisikan secara statistik, absolut, reaktifis atau normatif. Perbedaan yang menonjol dari keempat sudut pandang pendefinisian itu adalah pendefinisian oleh para reaktifis atau normatif yang membedakannya dari kedua sudut pandang lainnya. Penyimpangan secara normatif didefinisikan sebagai penyimpangan terhadap norma, di mana penyimpangan itu adalah terlarang atau terlarang bila diketahui dan mendapat sanksi. Jumlah dan macam penyimpangan dalam masyarakat adalah relatif tergantung dari besarnya perbedaan sosial yang ada di masyarakat.

Masyarakat dan Penyimpangan
Penyimpangan adalah relatif terhadap norma suatu kelompok atau masyarakat. Karena norma berubah maka penyimpangan berubah. Adalah sulit untuk menentukan suatu penyimpangan karena tidak semua orang menganut norma yang sama sehingga ada perbedaan mengenai apa yang menyimpang dan tidak menyimpang. Orang yang dianggap menyimpang melakukan perilaku menyimpang. Tetapi perilaku menyimpang bukanlah kondisi yang perlu untuk menjadi seorang penyimpang. Penyimpang adalah orang-orang yang mengadopsi peran penyimpang, atau yang disebut penyimpangan sekunder. Para penyimpang mempelajari peran penyimpang dan pola-pola perilaku menyimpang sama halnya dengan orang normal yang mempelajari peran dan norma sosial yang normal. Untuk mendapatkan pemahaman penuh terhadap penyimpangan diperlukan pengetahuan tentang proses keterlibatan melakukan perilaku menyimpang dan peran serta tindakan korbannya.


Penyimpangan Sebagai Suatu Proses
Perilaku menyimpang adalah perilaku manusia dan dapat dimengerti hanya dengan kerangka kerja perilaku dan pikiran manusia lainnnya. Seseorang menjadi penyimpang sama halnya dengan seseorang menjadi apa saja, yaitu dengan proses belajar norma dan nilai suatu kelompok dan penampilan peran sosial. Ada nilai normal dan ada nilai menyimpang. Perbedaannya adalah isi nilai, norma dan peran. Melihat penyimpangan dalam konteks norma sosial membuat kita dapat melihat dan mengintepretasikan arti penyimpangan bagi penyimpang dan orang lain. Peran penyimpang adalah peran yang kuat karena cenderung menutupi peran lain yang dimainkan seseorang. Lebih jauh lagi, peran menyimpang menuruti harapan perilaku tertentu dalam situasi tertentu. Pecandu obat menuruti harapan peran pecandu obat seperti juga penjahat menuruti harapan peran penjahat.

Penyimpangan biasanya dilihat dari perspektif orang yang bukan penyimpang. Pengertian yang penuh terhadap penyimpangan membutuhkan pengertian tentang penyimpangan bagi penyimpang. Studi observasi dapat memberikan pengertian langsung yang tidak dapat diberikan metode lainnya. Untuk menghargai penyimpangan adalah dengan cara memahami, bukan menyetujui apa yang dipahami oleh penyimpang. Cara-cara para penyimpang menghadapi penolakan atau stigma dari orang non penyimpang disebut dengan teknik pengaturan. Tidak satu teknik pun yang menjamin bahwa penyimpang dapat hidup di dunia yang menolaknya, dan tidak semua teknik digunakan oleh setiap penyimpang. Teknik-teknik yang digunakan oleh penyimpang adalah kerahasiaan, manipulasi aspek lingkungan fisik, rasionalisasi, partisipasi dalam subkebudayaan menyimpang dan berubah menjadi tidak menyimpang.


Teori-Teori Individu tentang Penyimpangan
Pendekatan individu tentang penyimpangan mengkaitkan proses menjadi penyimpang dengan sesuatu yang ada dalam diri manusia, psikologi atau biologi. Teori individual sama dengan model pandangan medis yang mengkaitkan penyimpangan dengan kesakitan (illness), yang membutuhkan perawatan dan penyembuhan. Pandangan psikiatri dan psikoanalisis adalah sama dalam hal mencari akar penyimpangan pada pengalaman masa kecil, tetapi pandangan psikoanalisis lebih menekankan keterbelakangan dalam perkembangan kepribadian, konflik seksual dan alam pikiran bawah sadar. Tetapi tidak ada metode yang dapat membuktikan perbedaan yang konsisten antara penyimpang dan non penyimpang berdasarkan kepribadian bawaan.

Studi pelanggaran terhadap norma sosial, atau pelanggaran peraturan tidak hanya dipelajari oleh sub bidang sosiologi penyimpangan. Bidang analisis sosiologi lainnya yang juga mengkaji masalah tentang pelanggaran tersebut oleh para sosiolog disebut sebagai masalah sosial dan kriminologi. Perbedaan dalam hal analisisnya dengan studi penyimpangan sosial digambarkan dalam gambar berikut ini.

Kriminologi
Masalah sosial adalah daerah penelitian yang umum dan termasuk di dalamnya penyimpangan sosial dan kriminologi. Masalah sosial adalah isu-isu sosial yang oleh banyak orang diberikan penjelasan dan resolusi yang berbeda-beda atau dianggap masalah atau merugikan kesejahteraan masyarakat. Masalah sosial biasanya ditandai dengan klaim-klaim yang bertentangan dari banyak orang dan kelompok kepentingan terhadap isu-isu tertentu. Isu-isu tersebut termasuk pencemaran udara, kenakalan anak, aborsi, kejahatan, perkosaan, diskriminasi ras dan etnik, pengangguran dan korupsi.

Walaupun penyimpangan sosial didefinisikan sebagai masalah sosial, tetapi tidak semua masalah sosial adalah penyimpangan, di mana aturan-aturan sosial telah dilanggar. Pada penyimpangan sosial pelaku pelanggaran norma dapat ditemukan. Sementara dalam masalah sosial, pelakunya dapat dikategorikan sebagai individu, jaringan organisasi atau masyarakat itu sendiri.

Termasuk di dalam studi penyimpangan sosial adalah kriminologi. Penyimpangan sosial mempelajari perilaku dan mereka yang dianggap sebagai pelanggar aturan. Sedangkan kriminologi adalah studi tentang orang-orang yang melanggar aturan-aturan resmi yang disebut hukum. Kejahatan adalah suatu perilaku yang dianggap sebagai perilaku yang melanggar hukum. Ini adalah bentuk khusus perilaku menyimpang yang secara formal dan resmi ditetapkan oleh penguasa. Banyak jenis penyimpangan yang bukan kejahatan. Tetapi semua kejahatan adalah penyimpangan. Misalnya sakit jiwa bisa dianggap penyimpangan tetapi bukan kejahatan.

Sosiolog yang mempelajari penyimpangan sosial dan kriminologi mempunyai banyak kesamaan. Bahkan keduanya banyak meneliti bentuk-bentuk penyimpangan kriminal maupun penyimpangan non kriminal. Peneliti dari dua bidang ini memberikan perhatian pada sumber-sumber perilaku menyimpang, reaksi terhadap individu dan reaksi institusi terhadap perilaku menyimpang dan penyimpang, formasi kelompok penyimpang dan sub kebudayaan penyimpang, serta sosialisasi ke dalam peran-peran penyimpang. Walaupun dari sudut sejarah terdapat perbedaan mengenai teori dan pengertian tentang isu-isu yang perlu dipelajari antara penyimpangan sosial dan kriminologi, tetapi masih banyak sejumlah persamaan dari keduanya. Studi penyimpangan sosial seringkali menggunakan data-data kriminologi untuk mengilustrasikan secara teoritis keberadaan perilaku menyimpang secara umum.

Ada banyak persilangan pemikiran antara penyimpangan sosial dan kriminologi. Beberapa sosiolog menganggap penyimpangan sosial sebagai dasar penjelasan teoritik terhadap kriminologi dan studi masalah sosial. Sementara sosiolog lainnya lebih menitikberatkan pada perkembangan perspektif teoritis dan model konseptual yang lebih khusus terhadap fenomena yang berbeda yang dipelajari oleh masing-masing disiplin ilmu.

Seperti juga subbahasan sosiologi lainnya, studi penyimpangan sosial memberikan sumbangan terhadap pemahaman lebih mendasar akan ciri-ciri masyarakat dan perilaku manusia. Ia memberikan pemahaman terhadap variasi gambaran kehidupan normal sehari-hari. Modul Sosiologi Perilaku Menyimpang ini sebagian besar pembahasannya bersumber dari buku Sociology of Deviant Behaviour karya Marshal B. Clinard dan Robert F. Meier. Sistematika penulisannya juga mengikuti alur buku aslinya. Pembahasannya mencakup variasi dalam pola sosialisasi, permainan peran, afiliasi kelompok, kelompok organisasi, interaksi antara kelompok, gaya hidup, sikap, nilai, kehidupan keluarga, kontrol sosial dan perubahan sosial. Semua itu merupakan komponen masyarakat dan perilaku yang menjadi fokus perhatian para sosiolog.
Sumber buku Sosiologi Perilaku Menyimpang karya Jokie M.S. Siahaan












b. Tidak taat kepada peringatan orang-orang yang berwenang di lingkungannya, penyimpangannya disebut pembangkang.

c. Melanggar norma-norma umum yang berlaku, penyimpangannya disebut pelanggar.

d. Mengabaikan norma-norma umum, menimbulkan rasa tidak aman/tertib, kerugian harta benda atau jiwa di lingkungannya, penyimpangannya disebut perusuh atau penjahat.

Yang termasuk dalam tindak penyimpangan individual antara lain:

a. Penyalahgunaan narkoba
Merupakan bentuk penyelewengan terhadap nilai, norma sosial dan agama.
Contoh pemakaian obat terlarang/narkoba antara lain:
- Narkotika (candu, ganja, putau)
- Psikotropika (ectassy, magadon, amphetamin)
- Alkoholisme.


b. Proses sosialisasi yang tidak sempurna.
Apabila seseorang dalam kehidupannya mengalami sosialisasi yang tidak sempurna, maka akan muncul penyimpangan pada perilakunya.
Contohnya: seseorang menjadi pencuri karena terbentuk oleh lingkungannya yang banyak melakukan tidak ketidakjujuran, pelanggaran, pencurian dan sebagainya.


c. Pelacuran
Pelacuran dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan menyerahkan diri kepada umum untuk dapat melakukan perbuatan sexual dengan mendapatkan upah. Pelacuran lebih disebabkan oleh tidak masaknya jiwa seseorang atau pola kepribadiannya yang tidak seimbang.
Contoh: seseorang menjadi pelacur karena mengalami masalah (ekonomi, keluarga dsb.)

d.Penyimpangan seksual
Adalah perilaku seksual yang tidak lazim dilakukan seseorang. Beberapa jenis penyimpangan seksual:
- Lesbianisme dan Homosexual
- Sodomi
- Transvestitisme
- Sadisme
- Pedophilia
- Perzinahan
- Kumpul kebo

e.Tindak kejahatan/kriminal
Tindakan yang bertentangan dengan norma hukum, sosial dan agama. Yang termasuk ke dalam tindak kriminal antara lain: pencurian, penipuan, penganiayaan, pembunuhan, perampokan dan pemerkosaan.


f.Gaya hidup
Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup yang lain dari perilaku umum atau biasanya. Penyimpangan ini antara lain:
- Sikap arogansi Kesombongan terhadap sesuatu yang dimilikinya seperti kepandaian, kekuasaan, kekayaan dsb.
- Sikap eksentrik Perbuatan yang menyimpang dari biasanya, sehingga dianggap aneh, misalnya laki-laki beranting di telinga, rambut gondrong dsb.


2. Penyimpangan Kolektif (Group Deviation)

Penyimpangan kolektif yaitu: penyimpangan yang dilakukan secara bersamasama atau secara berkelompok. Penyimpangan ini dilakukan oleh sekelompok orang yang beraksi secara bersama-sama (kolektif). Mereka patuh pada norma kelompoknya yang kuat dan biasanya bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku. Penyimpangan yang dilakukan kelompok, umumnya sebagai akibat pengaruh pergaulan/teman. Kesatuan dan persatuan dalam kelompok dapat memaksa seseorang ikut dalam kejahatan kelompok, supaya jangan disingkirkan dari kelompoknya.
Penyimpangan yang dilakukan secara kelompok/kolektif antara lain:

a. Kenakalan remaja
Karena keinginan membuktikan keberanian dalam melakukan hal-hal yang dianggap bergengsi, sekelompok orang melakukan tindakan-tindakan menyerempet bahaya, misalnya kebut-kebutan, membentuk geng-geng yang membuat onar dsb.


b. Tawuran/perkelahian pelajar
Perkelahian antar pelajar termasuk jenis kenakalan remaja yang pada umumnya terjadi di kota-kota besar sebagai akibat kompleknya kehidupan di kota besar. Demikian juga tawuran yang terjadi antar kelompok/etnis/warga yang akhir-akhir ini sering muncul. Tujuan perkelahian bukan untuk mencapai nilai yang positif, melainkan sekedar untuk balas dendam atau pamer kekuatan/unjuk kemampuan.


c. Penyimpangan kebudayaan
Karena ketidakmampuan menyerap norma-norma kebudayaan kedalam kepribadian masing-masing individu dalam kelompok maka dapat teSjadi pelanggaran terhadap norma-norma budayanya. Contoh: tradisi yang mewajibkan mas kawin yang tinggi dalam masyarakat tradisional banyak ditentang karena tidak lagi sesuai dengan tuntutan zaman
























BAB I
BERKENALAN DENGAN SOSIOLOGI
A. Pengertian Sosiologi
Istilah Sosiologi berasal dari kata; Socius dan Logus. Socius berarti teman / kawan. Logus berarti ilmu. Dapat dikatakan secara lebih luas sosiologi adalah ilmu tentang masyarakat.
Beberapa definisi sosiologi menurut para ahli
1. Pitirim Sorokin
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari :
¤ Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial, misalnya antara gejala ekonomi dan agama, keluarga & moral, hukum dan ekonomi. Gerak masyarakat dan politik, dsb.
¤ Hubungan dan saling pengaruh antara gejala – gejala sosial & gejala non sosial. Misalnya gejala – gejala geografi biologis dan sebagainya.
¤ Ciri – ciri umum semua jenis gejala – gejala sosial.
2. Mayor Polak
Sosiologi adalah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan.
3. Roucek & Warren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia dalam kelompok.
4. Selo Soemardjan & Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial & proses – proses sosial. Termasuk perubahan – perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur – unsur sosial yang pokok. Proses sosial adalah pengarah timbal balik antara berbagai segi kehidupan.
Inti dari definisi diatas mempunyai kesamaan yaitu sosiologi adalah hubungan / interaksi antar manusia dalam masyarakat.
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari / dikaji interaksi manusia dengan manusia lain dalam kelompok (keluarga, kelas sosial masyarakat) dan produk – produk yang timbul dari interaksi tersebut seperti nilai, norma serta kebiasaan – kebiasaan yang dianut oleh kelompok / masyarakat tersebut.
B. Obyek Kajian Sosiologi
Objek kajian sosiologi adalah manusia. Sosiologi mempelajari manusia dari aspek sosial yang disebut masyarakat. Istilah masyarakat sering digunakan untuk menyebut kesatuan hidup manusia. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu & terikat oleh rasa identitas bertema.
Ciri – ciri masyarakat :
¤ Adanya manusia yang hidup bersama yang dalam ukuran minimal 2 orang atau lebih.
¤ Adanya pergaulan dan kehidupan bersama antara manusia dalam wantu yang cukup lama.
¤ Adanya kesadaran bahwa mereka yang menghasilkan kebudayaan.
C. Sosiologi Sebagai Ilmu
Menurut Soerjono Soekanto ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran (logika)
unsur pokok ilmu pengetahuan yang tergabung dalam satu kebulatan yaitu sebagai berikut :
¤ Pengetahuan (Knowledge)
¤ Tersusun secara sistematis
¤ Menggunakan pemikiran (logis dan rasional)
¤ Terbuka terhadap kritik (objektif)
Sifat ilmu pengetahuan :
1. Empiris didasarkan pada obsesi (pengamatan) terhadap kenyataan dan menggunakan akal sehat.
2. Teoritis menyusun abstraksi dari hasil – hasil obsesi abstraksi adalah kerangka & unsur yang tersusun secara logis tujuannya untuk menjelaskan antar hubungan & sebab sehingga menjadi teori.
3. Kumulatif dasar – dasar teori yang diperluas diperbaiki dan diperhalus.
4. Natetis inti persoalan yang bertujuan untuk mencapai & menjelaskan fakta tersebut.
Sifat hakikat sosiologi sebagai berikut :
¤ Sosiologi merupakan ilmu sosial
¤ Sosiologi merupakan ilmu murni
¤ Sosiologi adalah ilmu yang abstrak
¤ Sosiologi bertujuan untuk mendapatkan pola – pola umum interaksi
¤ Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan empiris rasional
¤ Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum.
D. Lahirnya Sosiologi
Latar belakangnya adalah perubahan masyarakat di Eropa Barat akibat revolusi industri (Inggris) dan revolusi Prancis.
Yang pertama kali membuat deskripsi ilmiah atas situasi sosial adalah Auguste Comte.
1. Auguste Comte (1798 – 1857)
Seorang ahli filsafat berkebangsaan Prancis yang dikenal sebagai Bapak Sosiologi.
3 tahap yang dialami manusia menurut Auguste Comte :
1) Jenjang teologi mengacu pada hal yang bersifat adikodrati.
2) Jenjang metafisika mengacu pada kekuatan – kekuatan metafisik / abstrak
3) Jenjang positif jenjang ilmiah.
¤ Ia mengatakan bahwa sosiologi mirip satu ilmu – ilmu sosial dan menempati peringkat teratas dalam hirarki ilmu – ilmu sosial .
¤ Ia membagi ke dalam dua bagian besar, yaitu statika sosial yang memiliki stabilitas dan kemantapan dan dinamika sosial yang mewakili perubahan.
2. Karl Marx (1818 – 1883)
Latar belakang pemikirannya adalah adanya ekspbitasi besar – besaran yang dilakukan oleh para pemilih moda / pengusaha (kaum kapitalis / yang dikenal juga dengan istilah kaum borjuis) terhadap kaum buruh (yang disebut juga dengan kaum proletur).
3. Herbet Spencer (1820 – 1903)
Ia adalah orang Inggris yang menguraikan materi sosiologi secara rinci dan sistematis. Menurutnya objek sosiologi yang pokok adalah keluarga, politik, agama, pengendalian sosial dan industri.
Termasuk pula asosiasi, masyarakat setempat, pembagian kepta, pelapisan sosial, sosiologi pengetahuan dan ilmu pengetahuanserta penelitian terhadap kesenian dan keindahan.
4. Emile Durkhem (1858 – 1917)
Menurutnya sosiologi meneliti lembaga – lembaga dalam masyarakat dan proses – proses sosial. Ia mengadakan pembagian sosiologi dalam 7 bagian yaitu :
1) Sosiologi umum yang mencakup kepribadian individu dan kelompok manusia.
2) Sosiologi agama
3) Sosiologi hukum dan moral yang mencakup organisasi politik, sosial, perkawinan, dan keluarga.
4) Sosiologi tentang kejahatan
5) Sosiologi ekonomi yang mencakup ukuran – ukuran penelitian dan kelompok kerja.
6) Sosiologi yang mencakup masyarakat perkotaan dan pedesaan.
7) Sosiologi estetika
Salah satu bukunya yang terkenal berjudul rules of sociological method (1895) yang menyoroti metodologi yang digunakan dalam penelitian klasiknya tentang bunuh diri.
5. Max Weber (1864 – 1920)
Menurutnya sosiologi sebagai ilmu berusaha memberikan pengertian tentang aksi – aksi sosial. Andiisanya tentang wewenang, birokrasi sosiologi, agama, organisasi – organisasi, ekonomi dan sebagainya. Tokoh – tokoh sosiologi di Indonesia antara lain Selo Soemardjani Soelaeman Soemardi, dan Hassan Shadily.
E. Manfaat Sosiologi
¤ Sosiologi membantu memahami pola – pola interaksi sosial, kontrol sosial, status, dan peranan sosial dalam masyarakat.
¤ Memahami nilai – nilai norma, tradisi dan keyakinan yang dianut.
¤ Membantu bersikap tanggak, kritis, dan rasional terhadap setiap kenyataan sosial dalam masyarakat serta mampu mengambil sikap dan tindakan yang tepat terhadap berbagai kenyataan sosial itu.
BAB II
TINDAKAN DAN INTERAKSI SOSIAL
A. Pengertian
1. Tindakan sosial
Tindakan adalah perbuatan manusia yang dilakukan dengan maksud dan tujuan tertentu dan tujuan tertentu yang dikenal / diperolehnya melalui proses belajar.
Tidak semua tindakan manusia dapat dianggap sebagai tindakan sosial. Tindakan sosial adalah suatu perbuatan / aktivitas manusia yang dilakukan dengan berorientasi pada / dipengaruhi oleh orang lain.
Tindakan manusia dapat dikelompokkan dalam kriteria sebagai berikut:
a) Bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
b) Muncul dari luapan emosi yang dapat bersifat positif / negatif
c) Implementasi dari ciri kebudayaan yang dianutnya
2. Interaksi sosial
Interaksi adalah hubungan dalam rangka memenuhi kebutuhan melalui hubungan timbal balik.
Interaksi terjadi apabila satu individu melakukan tindakan sehingga menimbulkan reaksi dari individu – individu yang lain oleh karena itu, interaksi terjadi dalam waktu kehidupan sosial interaksi sosial mirip sarana atau alat dalam mencapai kehidupan sosial.
Interaksi sosial adalah hubungan yang dinamis antara individu dan individu, kelompok dan individu / antara kelompok dan kelompok dalam bentuk kerja sama, persaingan / pertikaian interaksi sosial mirip hubungan yang tertata dalam bentuk tindakan – tindakan yang didasarkan dalam masyarakat.
ciri – ciri interaksi sosial :
¤ Pelaku lebih dari 1 orang
¤ Komunikasi antar pelaku dan symbol – symbol yang digunakan
¤ Dimensi waktu
¤ Bertujuan
Hakikat interaksi terletak pada kesadaran mengarahkan tindakan pada orang lain. Harus ada orientasi timbal balik antara pihak – pihak yang bersangkutan tanpa menghiraukan isi perbuatannya.
3. Hubungan antara tindakan sosial dan interaksi sosial
Tindakan mirip syarat mutlak terbentuknya hubungan timbal balik, terjadinya hubungan timbal balik ini disebabkan oleh adanya tindakan dan tanggapan antara dua pihak.
B. Bentuk interaksi sosial
1) Kerja sama
2) Persaingan
3) Akomodasi / penyesuaian diri
4) Pertentangan / pertikaian
Interaksi sosial adalah kunci dari semua segi kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan sosial.
C. Terjadinya interkasi sosial
Syaratnya adalah sebagai berikut :
1) Kontak sosial
Kontak sosial mirip aksi individu / kelompok dalam bentuk isyarat yang memiliki makna bagi si pelaku dan si penerima membalas aksi itu dengan reaksi.
Macam – macam kontak sosial
a. Kontak langsung dan tidak langsung
1) Kontak langsung adalah terjadi secara fisik
2) Kontak tidak langsung adalah melalui media massa, TV, radio, telpon, dll.
b. Kontak antar individu, antar kelompok, serta antar individu dan kelompok
1) Kontak antara individu dan individu mempelajari kebiasaan – kebiasaan keluarga
2) Kontak antara kelompok dan kelompok misalnya udi se Jakarta
3) Kontak antara indivudu dan kelompok misalnya belajar mengajar
c. Kontak positif dan negatif
1) Kontak positif mengarah pada suatu kerja sama
2) Kontak negatif mengarah pada suatu pertentangan
d. Kontak primer dan sekunder
1) Kontak primer terjadi bila orang yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan bertatap muka.
2) Kontak sekunder
kontak yang memerlukan suatu perantara / media, baik orang maupun alat.
2) Komunikasi
Komunikasi adalah proses saling memeberikan tafsiran kepada pihak lain dan melalui tafsiran itu seseorang lalu mewujudkan perilaku sebagai reaksi terhadap maksud / pesan yang hendak disampaikan oleh pihak lain itu.
Kontak tanpa komunikasi tidak mempunyai arti kontak lebih ditekankan pada orang / klp yang berorientasi sedangkan pada komunikasi yang dipentingkan adalah pemrosesan pesan.
Komunikasi positif dan negatif
Komunikasi bisa menghasilkan kerja sama (positif) bila masing – masing pihak saling memahami maksud dan tujuan pihak lain. Komunikasi bersifat negatif apabila kedua belah pihak saling bertolak belakang.
3) Factor – factor terjadinya interaksi sosial
a. Imitasi
Proses belajar dengan cara meniru / mengikuti perilaku orang lain.
b. Sugesti
Cara pemberian suatu pandangan / pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan tidak piker panjang lagi.
c. Identifikasi
Mengambil kepercayaan dan nilai – nilai orang lain / kelompok sebagai milik sendiri.
d. Simpati
Merasa diri seolah – olah dalam keadaan orang lain dengan mengikuti yang dilakukan, diakui / diderita orang lain.
D. Interaksi sosial sebagai wujud status dan peranan sosial
1. Struktur sosial
Struktur sosial dapat diartikan sebagai jalinan unsur – unsure sosial yang paling pokok. Struktur merujuk pada pola interaksi dari jaringan relasi – relasi sosial hirarkis dan pembagian kerja serta dilandasi oleh kaidah – kaidah peraturan – peraturan dan nilai – nilai sosial budaya.
Status / kedudukan adalah posisi seseorang dalam struktur hirarki, sedangkan peranan adalah perilaku actual dari status. Interaksi timbul atas dasar nilai – nilai yang berkembang dalam suatu golongan masyarakat.
BAB III
NILAI DAN NORMA SOSIAL
A. Nilai sosial
1. Pengertian nilai sosial
Nilai terbentuk apa yang benar pantas dan luhur untuk dikerjakan dan diperhatikan. Nilai bersifat subjektif. Nilai adalah konsepsi abstrak dari diri manusia apa yang dianggap baik dan buruk. Nilai sosial adalah penghargaan yang diberikan terhadap segala sesuatu yang dianggap baik, penting, luhur dan mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan dan kebaikan hidup bersama.
2. Tolak ukur nilai sosial
Masyarakat harus berubah oleh karena itu tidak ada tolak ukur yang bersifat kekal.
Syarat – syarat tolak ukur yang bersifat tetap adalah sebagai berikut :
a) Penghargaan itu harus diberikan dan disetujui oleh seluruh / sebagian besar anggota masyrakat.
b) Tolak ukur itu hanya diterima sungguh – sungguh oleh masyarakat minimal oleh sebagian besar.
Tolak ukur nilai sosial adalah daya guna fungsional suatu nilai dan kesungguhan penghargaan atau pengakuan yang diberikan oleh seluruh / sebagian besar masyarakat terhadap nilai sosial tersebut.
3. Sumber – sumber nilai sosial
Sumber – sumber nilai sosial ada yang bersifat ekstrinsik dan ada yang bersifat intrinsic. Nilai intrinsic dari nilai sosial adalah harkat dan mertabat manusia itu sendiri. Nilai segala sesuatu bertolak dari nilai intrnsik yang melekat pada harkat kemanusiaan melalui nilai intrnsik ini kita dapat menerangkan nilai sosial benda – benda lain.
4. Jenis – jenis nilai sosial
Menurut dr. Prof. Noto Negoro nilai dibagi menjadi 3 jenis :
1) Nilai material, benda yang berguna bagi manusia
2) Nilai vital, sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat hidup dan dapat mengadakan kegiatan.
3) Nilai spiritual, sesuatu yang berguna bagi rohani.
Nilai rohani dibedakan lagi menjadi 4 macam :
1) Nilai kebenaran (kenyataan)
2) Nilai keindahan
3) Nilai moral
4) Nilai religius
5. Ciri – ciri nilai sosial
a) Merupakan hasil dari interaksi sosial antar masyarakat
b) Dapat ditularkan
c) Dibentuk melalui proses belajar
d) Berbeda – beda antar kebudayaan
e) Mempunyai pengaruh yang berbeda
f) Mempengaruhi pengembangan pribadi positif dan negatif
g) Merupakan asumsi – asumsi dari bermacam – macam objek di dalam masyarakat
6. Fungsi nilai sosial
a. Sebagai petunjuk arah dan pemersatu
Cara berpikir dan bertindak seluruh anggota masyarakat umumnya diarahkan oleh nilai – nilai sosial yang mereka yakini nilai sosial juga menciptakan dan melestarikan solidaritas manusia.
b. Sebagai pelindung
Nilai sosial mempunyai fungsi sebagai petunjuk arah dan pemersatu benteng perlindungan, serta pendorong.
c. Sebagai pendorong
Manusia menjadi manusia yang sejati dan bangsa menjadi bangsa sejati berkat keberhasilannya merealisasikan nilai sosial yang bermutu tinggi menjadi kenyataan dalam hidupnya.
Menurut Kluckhohn semua nilai dalam setiap kebudayaan pada dasarnya mencakup 5 masalah pokok yaitu sebagai berikut :
1) Nilai mengenai hakikat hidup manusia. Memahami bahwa hidup itu ada yang buruk dan ada yang baik.
2) Nilai mengenai hakikat karya manusia. Manusia berkarya untuk mendapatkan nafkah, kedudukan dan kehormatan.
3) Nilai mengenai hakikat kedudukan manusia dalam ruang waktu ada yang berorientasi ke masa lalu, masa kini, masa depan.
4) Nilai mengenai hakikat hubungan manusia dengan alam ada yang beranggapan manusia tunduk kepada alam, menjaga keselarasan dengan alam, berhasrat menguasai alam.
5) Nilai mengenai hakikat manusia dengan sesamanya. (gotong royong), (mementingkan diri sendiri)
Nilai sosial menjadi sumber dinamika masyarakat.
B. Norma sosial
1. Pengertian norma sosial
Norma adalah petunjuk hidup yang berisi perintah maupun larangan yang diterapkan berdasarkan kesepakatan bersama dan bermaksud untuk mengatur setiap perilaku manusia di dalam masyarakat guna mencapai ketertiban dan kedamaian. Nilai merupakan pola kelakuan yang diinginkan.
2. Daya ikat norma
Norma – norma yang ada di dalam masyarakat mempunyai kekuatan pengikat yang berbeda – beda ada norma yang berdaya ikat lemah, sedang dan kuat. Empat pengertian norma, yaitu :
1) Cara (usage)
Norma ini mempunyai daya ikat yang sangat lemah dibanding kebiasaan.
2) Kebiasaan (talkways)
Norma mempunyai kekuatan mengikat yang lebih tinggi dari cara.
3) Tata kelakuan (mores)
Kelakuan merupakan larangan sehingga secara langsung menjadi alasan agar anggota masyarakat menyesuaikan perbuatannya.
4) Adat istiadat (custom)
Adat berfungsi sebagai pengatur kelakuan, menurut Koentjaraningrat, kebudayaan memiliki 3 wujud yaitu nilai, norma, hukum dan aturan kelakuan. Nilai budaya tercermin dalam sikap mental, moral, etika, tingkah laku, serta nilai – nilai hidup dalam rangka hubungan antar manusia, lingkungan alam dan maha pencipta.
3. Jenis – jenis norma
a. Norma tidak resmi (non formal)
1) Norma tidak resmi dirumuskan secara tidak jelas dan tidak diwajibkan pelaksanaannya.
2) Norma resmi (formal)
Norma resmi dirumuskan secara jelas dan diwajibkan pelaksanaannya. Keseluruhan norma formal ini merupakan suatu tubuh hukum yang dimiliki masyarakat modern.
b. Norma – norma utama
Berdasarkan daya ikat sanksinya norma dibagi atas 6 golongan norma agama, norma kesopanan, norma kelaziman, norma kesusilaan, norma hukum dan norma mode.
1) Norma agama
Norma agama adalah suatu petunjuk hidup yang berasal dari tuhan bagi penganutnya agar mereka mematuhi segala perintah dan larangannya. Yang berisikan peraturan hidup yang diterima sebagai perintah, larangan, anjuran yang berasal dari Tuhan.
2) Norma kesopanan
Norma kesopanan adalah peraturan hidup yang timbul dari pergaulan segolongan manusia dan dianggap sebagai tuntunan pergaulan sehari – hari sekelompok masyarakat.
3) Norma kelaziman
Norma kelaziman adalah tindakan manusia mengikuti kebiasaan yang umumnya dilakukan tanpa piker panjang karena kebiasaan itu dianggap baik, patut, sopan dan sesuai dengan tata krama.
4) Norma kesusilaan
Norma kesusilaan adalah pedoman yang mengandung makna and dianggap penting bagi kesejahteraan masyarakat dan dianggap sebagai aturan yang dating dari suara hati sanubari manusia.
5) Norma hukum
Hukum adalah aturan tertulis maupun tidak yang berisi perintah atau larangan yang memaksa dan yang akan memberikan sanksi yang tegas bagi setiap orang yang melanggarnya. Hukum mempunyai 2 aspek :
1. Aspek sistem norma
2. Aspek kontrol sosial dan dilengkapi dengan aspek hukum lain yaitu hukum sebagai konkretisasi / perwujudan dari sistem nilai – nilai yang berlaku dalam masyarakat. Hukum sebagai sistem norma – norma berfungsi untuk menertibkan dan menstabilkan kehidupan sosial.
6) Norma mode
Mode adalah cara dan gaya dalam melakukan dan membuat sesuatu yang sifatnya berubah – ubah serta diikuti oleh banyak orang. Cirri – cirri utama mode adalah bahwa orang mengikutinya bersifat massal, bahwa kalangan luas menggandrunginya.
BAB IV
KETERATURAN DAN KONFLIK
A. Pengertian keteraturan sosial
Keteraturan sosial adalah suatu keadaan dimana hubungan sosial berlangsung dengan selaras, serasi, dan harmonis menurut nilai – nilai dan norma – norma yang berlaku. Sedangkan konflik adalah keadaan dimana interaksi tidak berlangsung menurut nilai dan norma sehingga timbul pertentangan / pertikaian.
Bentuk nyata dari keteraturan adalah adanya keselarasan atau kerja sama dalam interaksi sosial. Secara konseptual, lingkungan kehidupan sosial masyarakat meliputi 3 unsur, yaitu proses sosial, struktur sosial, dan perubahan sosial. Proses sosial adalah segi dinamis dari sutau struktur sosial. Struktur sosial adalah rangkaian aspek – aspek sosial pokok dalam masyarakat. Perubahan sosial adalah pergeseran formasi masyarakat yang terjadi dalam struktur sosial yang disebabkan oleh adanya perkembangan kebutuhan hidup (bersifat dinamis).
Menurut Soerjono Soekanto landasan interaksi umumnya ada 2 yaiut :
1) Meliputi kekuasaan nyata, kekayaan material, prestasi ampuls dan emosi.
2) Mencakup logika, etika dan estetika.
Interaksi dapat menciptakan keteraturan sosial berdasarkan hal – hal sebagai berikut :
¤ Kebutuhan nyata (lahir batin)
¤ Efisiensi pengaturan pergaulan manusia
¤ Keefektifa (tujuan hidup)
¤ Penyesuaian diri pada kebenaran
¤ Penyesuaian diri pada kaidah – kaidah yang berlaku (norma – norma)
¤ Sikap tidak memaksakan kehendak secara mental dan fisik
B. Terjadinya kerja sama dan konflik
Interaksi sosial dapat dikendalikan pada dua macam proses sosial
1) Proses asosiatif, menjalin kesatuan dan meningkatkan solidaritas anggota – anggota kelompok.
2) Proses disosiatif membawa ke arah perpecahan (konflik).
C. Keteraturan sosial dan proses asosiatif
1) Kerja sama
Kerja sama adalah usaha bersama manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
a. Bentuk – bentuk kerja sama
1) Tawar menawar (bergainning) perjanjian antara pihak yang bersangkutan.
2) Kooptasi (koortation) proses penerimaan unsure – unsure baru oleh pemimpin suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari konflik.
3) Koalisi (coalition) ialah kombinasi antara dua organisasi / lebih dengan tujuan yang sama.
4) Usaha parungan (join venture) ialah kerja sama dalam pengusahaan proyek – proyek tertentu.
a. Motivasi untuk kerja
Yang mendorong untuk kerja sama :
1. Orientasi
2. Ancaman dari luar
3. Rintangan dari luar
4. Tersinggung / dirugikan
5. Keuntungan pribadi
6. Menolong
2) Akomodasi
akomodasi adalah usaha penyesuaian diri untuk mencapai keseimbangan sosial. Akomodasi memiliki tujuan antara lain :
1) Mengurangi pertentangan antara kelompok / individu
2) Mencegah terjadinya suatu pertentangan, secara temporer
3) Memungkinkan terjadinya kerja sama antar individu / kelompok
4) Mengupayakan peleburan antara kelompok – kelompok sosial yang berbeda
Bentuk – bentuk akomodasi :
1) Koersi (paksaan)
2) Kompromi (akomodasi)
3) Arbitrasi
4) Mediasi
5) Konsilisasi
6) Toleransi
7) Stalemate
8)Ajudikasi
9) Resionalisasi
3) Asimilasi
Asimilais adalah usaha mengurangi perbedaan untuk mempertinggi persamaan demi tujuan bersama.
a) Bentuk – bentuk asimilasi
1) Pendekatan
2) Halangan / pembatasan
3) Langsung & primer
4) Frekuensi
b) Factor yang mempengaruhi asimilasi
1) Toleransi
2) Adanya kesempatan yang seimbang
3) Sikap saling menghargai kebudayaan
4) Sikap terbuka
5) Pengetahuan akan persamaan unsure – unsure kebudayaan
6) Perkawinan campur (amalganation)
7) Adanya musuh bersama
D. Konflik dan proses disosiatif
Proses disosiatif sering disebut proses opisisi, untuk kepentingan analisis oposisi yang disosiatif dibedakan dalam 3 bentuk yaitu :
1. Persaingan
2. Kontravensi
3. Pertentangan
1. Persaingan
Persaingan adalah usaha mencari keuntungan tanpa menggunakan ancaman / kekerasan.
a) Bentuk – bentuk persaingan
a. Persaingan dalam bidang kebudayaan
b. Persaingan di bidang ekonomi
c. Persaingan kedudukan dan peranan
d. Persaingan ras
2. Kontravensi
Kontravensi adalah proses antara persaingan dan pertikaian.
a) Bentuk – bentuk kontravensi
1) Umum (perbuatan)
2) Sederhana (menyangkut perkataan orang lain)
3) Intensif (penghasutan dan pengecewaan pihak lain)
4) Rahasia (pengkhianatan)
5) Taktis (mengejutkan kawan)
b) Tipe – tipe kontravensi
1) Kontravensi generasi masyarakat, terjadi karena perubahan
2) Kontravensi seksual, menyangkut hubungan suami istri
3) Kontravensi parlementer, bersifat agak tertutup / rahasia
3. Pertentangan
Pertentangan adalah proses sosial untuk memenuhi tujuan dengan disertai ancaman / kekerasan.
a. Sebab – sebab terjadinya pertentangan
1) Perbedaan antar individu
2) Perbedaan kebudayaan
3) Perbedaan kepentingan
4) Perubahan sosial
BAB V
SOSIALISASI
A. Pengertian
Sosialisasi adalah proses belajar sesuai dengan nilai, norma dan kebiasaan yang berlaku untuk berkembang sebagai anggota masyarakat dan sebagai individu (pribadi). Dalam arti luas sosialisasi adalah proses pembelajaran masyarakat “menghantar” warganya masuk kedalam kebudayaan. Dalam arti sempit sosialisasi adalah seperangkat kegiatan masyarakat yang didalamnya imdividu – individu belajar dan diajar memahirkan diri dalam peranan sosial sesuai dengan bakatnya. Sosialisasi sangat ditentukan oleh kebudayaan suatu masyarakat
Tujuan sossialisasi adalah :
¤ Memberikan keterampilan yang dibutuhkan seseorang dalam kehidupan di tengah – tengah masyarakat.
¤ Mengembangkan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif.
¤ Memampukan seseorang untuk mengendalikan fungsi – fungsi organic melalui latihan – latihan mawas diri yang tepat.
¤ Menanamkan kepada seseorang nilai – nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.
B. Kepribadian sebagai hasil sosialisasi nilai dan norma
Kepribadian adalah cirri – cirri dan sifat – sifat yang mewakili sifat dan tabiat sebagai pola yang mencakup pemikiran dan perasaan, konsep diri, perangai, mentalitas, yang umumnya sejalan dengan kebiasaan umum.
Perkembangan kepribadian seseorang dipengaruhi oleh 4 faktor yang saling mendukung yaitu :
1) Warisan biologis (heredity)
2) Warisan lingkungan alam (natural environment)
3) Warisan sosial (cosial heritage)
4) Kelompok manusia (group)
Unsure – unsure kepribadian meliputi pengetahuan, perasaan dan dorongan hati.
a) Pengetahuan
Unsure – unsure pengetahuan seseorang meliputi, persepsi, pengamatan, konsep dan fantasi untuk mengisi akal pikiran manusia yang sadar.
b) Perasaan
Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh pengetahuannya, dinilai dari suatu keadaan (+, -).
c) Dorongan hati (Naluri) adalah kemauan yang merupakan kecenderungan pada setiap manusia untuk menanggapi suatu rangsangan.
Dorongan itu mencakup antara lain :
1) Dorongan mempertahankan hidup
2) Dorongan seks
3) Dorongan mencari makan
4) Dorongan bergaul
5) Dorongan meniru tingkah laku
6) Dorongan berbakti
C. Media sosialisasi
Ada 5 agen sosialisasi yang utama yaitu keluarga, kelompok bermain, lingkungan sekolah, lingkungan kerja dan media massa, semuanya itu turut membentuk kepribadian seseorang sesuai dengan peranannya masing – masing.
1) Sosialisasi dalam keluarga
Arti penting keluarga sebagai agen sosialisasi pertama terletak pada pentingnya kemampuan yang diajarkan pada tahap ini. Dalam keluarga ada beberapa factor yang bersifat seolah – olah universal yang sangat penting bagi pembentukan kepribadian anak sebagai berikut :
a) Sifat oteriter orang tua
b) Larangan perkawinan sumbang (anatar keluarga sendiri)
c) Persaingan untuk mendapatkan kasih saying
2) Sosialisasi dalam kelompok
3) Sosialisasi dalam lingkungan sekolah
Agen sosialisasi bendir adalah sistem pendidikan formal terbukti sosialisasi melalui sistem pendidikan formal cukup efektif, karena disamping membaca, menulis dan berhitung, disekolah diajarkan juga mengenai kemandirian, prestasi dan universalisme.
4) Sosialisasi dalam lingkungan kerja
Dalam hubungan sosial di lingkungan kerja, setiap orang harus menjalankan peranan sesuai dengan kedudukannya. Nilai dan norma pergaulan sehari – hari tidak dapat diterapkan pada lingkungan kerja karena posisi / jabatan seseorang sangat mempengaruhi hubungan yang harus dijalankannya.
5) Sosialisasi melalui media massa
Pesan – pesan yang disampaikan melalui media eleltronik dapat juga mengarahkan khalayak ke arah perilaku proposia, maupun anti sosial. Media massa pun sering digunakan untuk mengukur, membentuk ataupun mempengaruhi pendapat umum.
D. Sosialisasi primer dan sekunder
Jenis – jenis sosialisasi menurut para ahli secara garis besar sebagai berikut :
¤ Sosialisasi primer
Ialah sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dan menjadi pintu bagi seseorang memasuki keanggotaan masyarakat.
¤ Sosialisasi sekunder
Adalah proses berikutnya yang memperkenalkan kepada individu tersebut, sektor – sektor baru dunia objektif masyarakat.
E. Pola – pola sosialisasi
1. Sosialisasi represif
Sosialiasi dengan cara ini menekankan penggunaan hukuman terhadap kesalahan sosialisasi dengan cara represi pun mempunyai cirri – cirri lain seperti penekanan pada kepatuhan anak pada orang tua, pada komunikasi yang bersifat 1 arah pada keinginan orang tua.
2. Sosialisasi partisipatif
Sosialisasi partispatif adalah suatu pola sosialisasi yang memberikan apa yang diminta anak berperilaku baik. Sarana yang paling ampuh adalah bahasa.
BAB VI
PERILAKU MENYIMPANG
A. Pengertian
Untuk dapat memahami perilaku menyimpang dengan baik perlu kita pahami pula perilaku tidak menyimpang / konformitas, konformitas dan penyimpangan adalah dua sisi yang satu positif dan yang lain negatif.
1) Konformitas
Konformitas adalah bentuk interaksi dimana seseorang berusaha untuk bertindak sesuai dengan norma – norma dan nilai – nilai yang berlaku di masyarakat.
2) Penyimpangan
Penyimpangan adalah kebalikan dari konformitas / disebut non konformitas. Penyimpangan terhadap norma dan nilai yang sudah baku di masyarakat disebut delisi. Sedangkan pelaku / individu yang melakukan penyimpangan disebut devian.
B. Bentuk – bentuk penyimpangan
1) Penyimpangan positif
Penyimpangan positif adalah penyimpangan yang terarah pada nilai – nilai sosial yang ideal (didambakan) walaupun cara / tindakan itu seolah – olah tampaknya menyimpang dari norma – norma yang berlaku, padahal sebenarnya tidak.
2) Penyimpangan negatif
Penyimpangan negatif ialah kecenderungan bertindak ke arah nilai – nilai sosial yang dipandang rendah dan akibatnya pun selalu buruk. Contohnya, pencurian, perampokan, pelacuran, perkosaan.
Macam – macam perilaku menyimpang
- Menurut sifatnya
1) Penyimpangan primer dan sekunder
a) Penyimpangan primer adalah penyimpangan sosial yang bersifat sementara
b) Penyimpangan sekunder adalah penyimpangan nyata dan sering terjadi sehingga akibatnya pun cukup parah serta mengganggu orang lain.
- Menurut pelakunya
1) Penyimpangan individu dan kelompok
a) Penyimpangan individu adalah penyimpangan yang dilakukan oleh individu tertentu terhadap norma – norma kebudayaan
b) Penyimpangan kelompok adalah penyimpangan yang dilakukan oleh sekelompok orang terhadap norma – norma masyarakat.
C. Jenis dan sebab penyimpangan
1) Jenis – jenis perilaku penyimpangan
a. Penyalahgunaan narkotika
Penyalahgunaan narkortika seseorang tidak dapat berpikir secara jernih lagi akibatnya setiap perbuatannya bertentangan dengan kesusilaan seperti pembunuhan, pencurian, perampokan, pemerkosaan dengan kata lain narkotika dapat menyebabkan pengendalian diri berkurang baik fisik maupun kejiwaan.
b. Perkelahian pelajar
Masalah perkelahian pelajar berkaitan dengan krisis moral khususnya karena tindakan – tindakan ini berlawanan dengan norma – norma / kaidah – kaidah masyarakat maupun kaidah agama.
c. Hubungan seksual di luar nikah
Jenis hubungan seksual di luar nikah antara lain kumpul kebo, pelacuran dan pemerkosaan kumpul kebo adalah istilah untuk sepasang insan berlainan jenis yang hidup bersama selayaknya suami istri tanpa ikatan perkawinan yang sah.
d. Homoseksualitis
Homoseksualitis adalah kecenderungan seseorang untuk tertarik pada orang yang sejenis sebagai mitra seksual.
e. Alkoholisme
f. Pembunuhan
Pembunuhan adalah tindakan kriminal yang menghilangkan nyawa orang lain. Pembunuhan merupakan kejahatan berat yang tidak berperikemanusiaan dan akan dikenakan hukuman yang berat.
2) Sebab – sebab perilaku menyimpang
a) Ketidaksanggupan menyerap norma – noram kebudayaan
b) Proses belajar yang menyimpang
c) Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial
d) Ikatan sosial yang berlainan
e) Akibat proses sosialisasi nilai – nilai sub kebudayaan menyimpang
D. Teori perilaku menyimpang
1) Teori pergaulan berbeda
Teori ini diciptakan oleh Edwin H. Sutherland. Menurut teori ini, penyimpangan bersumber dari pergaulan dengan sekelompok orang yang telah menyimpang. Penyimpangan diperoleh melalui proses alih budaya.
2) Teori labeling
Teori ini adalah pemberian cap, julukan, etiket, merk (biasanya negatif) kepada seseorang. Penyimpangannya ada 2 yaitu primer dan sekunder.
3) Teori fungsi
4) Teori konflik
Teori konflik berasal dari pandangan Karl Marx yang melihat kapitalisme sebagai sumber penyimpangan / kejahatan menurut teori ini kejahatan muncul akibat tidak meratanya distribusi terhadap sumber daya penting, situasi ini membuat berbagai pihak menjadi bagian dari sistem ini bersaing dengan berbagai macam cara.
5) Teori merton
Anomie dapat diartikan sebagai suatu situasi tanpa aturan yang dapat menimbulkan suatu sikap mental negatif, misalnya usaha mencapai tujuan secepatnya tanpa mengikuti kaidah yang ditentukan (menerobos).
Tipe cara adaptasi terhadap suatu situasi, yaitu :
a) Konformitas (conformity), mengikuti tujuan dan cara yang ditentukan masyarakat.
b) Inovasi (innovation), menerima tujuan yang sesuai dengan nilai – nilai budaya.
c) Ritualisme, Terjadi apabila seseorang menerima cara – cara yang diperkenankan secara cultural, namun menolak tujuan – tujuan kebudayaan. Jadi perbuatan ritualisme berpegang teguh pada kaidah – kaidah yang berlaku tetapi mengorbankan nilai sosial yang berlaku.
d) Pengasingan diri
Pengasingan diri terjadi apabila nilai – nilai sosial budaya yang berlaku tidak dapat tercapai melalui cara – cara yang diletakkan.
e) Pemberontakan
Terjadi apabila orang menolak sarana maupun tujuan yang disahkan oleh kebudayaan dan menggantikannya dengan yang lain.
BAB VII
PENGENDALIAN SOSIAL
A. Pengertian
Pengendalian sosial adalah cara dan proses pengawasan yang direncanakan / tidak direncanakan yang bertujuan untuk mengajak, mendidik, bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi norma dan nilai yang berlaku.
1. Sistem mendidik
2. Sistem mengajak bertujuan untuk mengarahkan agar perbuatan seseorang berdasarkan pada norma – norma dan tidak menurut kemauan individu – individu.
3. Sistem memaksa bertujuan untuk mempengaruhi secara tegas agar seseorang bertindak sesuai dengan norma – norma.
Pola proses pengendalian sosial
1) Pengendalian kelompok terhadap kelompok
2) Pengendalian sosial kelompok terhadap anggota – anggotanya
3) Pengendalian pribadi terhadap pribadi lainnya.
Pengendalian sosial sangat penting guna mengatasi adanya ketegangan dalam proses sosial. Ada 3 proses utama sosial yang perlu mendapat pengendalian sosial.
1) Ketegangan sosial antara adat istiadat dan kepentingan individu.
2) Keteganga sosial yang terjadi karena pertemuan keperluan – keperluan antara golongan khusus.
3) Ketegangan sosial yang terjadi karena golongan menyimpang sengaja menentang tata kelakuan.
B. Jenis – jenis pengendalian sosial
a. Pengendalian preventif adalah pencegahan terhadap terjadinya penyimpangan norma dan nilai.
b. Pengendalian represif fungsinya untuk mengembalikan keserasian yang terganggu akibat adanya pelanggaran norma.
c. Pengendalian sosial gabungan merupakan usaha unutk mencegah terjadinya penyimpangan dan mengembalikan norma – norma sosial.
d. Pengendalian resmi ialah pengawasan yang didasarkan atas penugasan oleh badan – badan resmi.
e. Pengendalian tidak resmi dilaksanakan demi terpeliharanya peraturan – peraturan yang tidak resmi milik masyarakat.
f. Pengendalian institusional ialah pengaruh yang dating dari suatu pola kebudayaan yang dimiliki lembaga lain.
g. Kepribadian berpribadi ialah pengaruh baik / buruk yang dating dari orang tertentu.
C. Cara dan fungsi pengendalian sosial
a) Pengendalian tanpa kekerasan
b) Pengendalian dengan kekerasan
Jenis pengendalian dengan kekerasan dapat dibedakan atas 2 jenis :
1. Kompulsi (pemaksaan)
2. Peruasi (pembimbingan)
Fungsi pengendalian sosial
a) Mempertebal keyakinan masyarakat tentang kebaikan norma
b) Memberikan imbalan kepada warga yang menaati norma
c) Mengembangkan rasa malu
d) Mengembangkan rasa takut
e) Menciptakan sistem hukum
D. Peranan Pranata sosial dalam pengendalian sosial
Contoh pranata sosial
1) Kepolisisan (aparat resmi pemerintah) untuk menertibkan keamanan rakyat
2) Pengendalian (hakim, jaksa, panitera, polisi dan pengacara)
3) Tokoh adat, untuk membina dan mengendalikan sikap dan tingkah laku warga masyarakat agar sesuai dengan ketentuan adat
4) Tokoh agama (pendeta, ulama, biksu, ustadz, kiai) adalah orang yang memiliki pemahaman luas tentang agamanya dan menjalankan pengaruhnya sesuai dengan pemahaman tersebut.
5) Tokoh masyarakat, adalah setiap orang yang dianggap berpengaruh dalam kehidupan sosial suatu kelompok masyarakat
BAB VIII
PRANATA SOSIAL
A. Pengertian
Pranata sosial adalah sistem norma yang mengatur segala tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhan pokoknya dalam hidup bermasyarakat.
Institusi adalah sistem norma / aturan yang ada. Sedangkan institut adalah wujud nyata / konkret dari norma – norma tersebut.
B. Penggolongna pranata sosial
a. Berdasarkan sistem nilai yang diterima masyarakat
1) Basic institutions untuk mempertahankan pranata masyarakat
2) Subsidiary institutions dianggap pranata masyarakat yang kurang penting misalnya rekreasi.
b. Berdasarkan perkembangannya
1) Cresive institutions : tidak disengaja yang tumbuh dari adat istiadat masyarakat sehingga disebut juga pranata yang paling primer.
2) Enectid institutions : yang sengaja dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu.
c. Berdasarkan sudut penerimaan masyarakat
1) Approved institutions : diterima oleh masyarakat (sekolah)
2) Unsanctioned institutions : yang mampu memberantasnya. Contoh : pemerasan, kejahatan dan pencolongan.
d. Berdasarkan penyebarannya
1) General institutions : (agama dan HAM)
2) Resticed institutions : hanya sebagian yang dikenal misalnya pranata agama Islam, Khatolik Krsiten, Hindu dan Budha.
e. Berdasarkan fungsinya
1) Cooperative institutions berfungsi menghimpun pola – pola untuk tujuan
2) Regulative institutions berfungsi mengawasi adat istiadat yang ada di dalam masyarakat
C. Proses pertumbuhan pranata sosial
Pranata sosial tumbuh karena kebutuhan masyarakat untuk tujuan keteraturan kehidupan bersama. Institusionalisasi adalah proses berjalan dan terujinya sebuah kebiasaan dalam masyarakat menjadi institusi pranata, yang akhirnya menjadi Patokan dalam kehidupan bersama.
Syarat untuk proses bertumbuhnya institusionalisasi
1) Diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat tanpa ada halangan yang berarti.
2) Norma tersebut menjiwai seluruh anggota masyarakat.
3) Norma tersebut harus mempunyai sanksi yang mengikat setiap anggota masyarakat.
D. Ciri – cirri pranata sosial
1) Pranata sosial merupakan sistem pola pemikiran dan pola – pola perilaku yang tersusun / berstruktur.
2) Pranata sosial mencakup kebutuhan dasar (basic need)
3) Pranata sosial merupakan suatu cara (bertindak) yang mengikat
4) Pranata sosial memiliki suatu tingkat kekekalan tertentu
5) Pranata sosial mempunyai 1 atau beberapa macam tujuan
6) Pranata sosial mempunyai alat – alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan
7) Pranata sosial memiliki lambing – lambing / symbol – symbol sebagai cirri khasnya
8)Pranata sosial mempunyai tradisi tertulis maupun tidak
E. Fungsi pranata sosial
1) Menjaga keutuhan masyarakat
2) Memberikan pedoman bagi perilaku
3) Sebagai pedoman bagi kontrol sosial
Ada 5 jenis pranata sosial yang sangat penting
1) Pranata keluarga
Fungsinya untuk pengaturan hubungan biologis, reproduksi, sosialisasi, afeksi penentu status, perlindungan dan ekonomi.
2) Pranata pendidikan
¤ Bertindak sebagai perantara pemindahan warisan kebudayaan
¤ Mempersiapkan peranan sosial yang dikehendaki oleh individu
¤ Memberi landasan penilaian dan pemahaman status relatif
¤ Memperkuat penyesuaian diri dan mengembangkan hubungan sosial
¤ Meningkatkan kemajuan melalui keikutsertaan dalam riset – riset ilmiah
3) Pranata agama
Fungsi pokok
a) Membantu mencari identitas moral
b) Menjelaskan arah dan tujuan hidup manusia
c) Meningkatkan kwalitas kehidupan sosial dan mempererat kohesi sosial.
4) Pranata ekonomi
Fungsi umum
a) Mengatur produksi barang dan jasa
b) Mengatur distribusi barang dan jasa
c) Mengatur konsumsi barang dan jasa
5) Pranata politik
Fungsi pokok
a) Melambangkan norma melalui undang – undang
b) Melaksanakan undang – undang yang telah disetujui
c) Menyelesaikan konflik
d) Menyelenggarakan pelayaran umum
e) Melindungi warga negara
BAB IX
PELAPISAN SOSIAL
A. Pengertian
Pelapisan sosial adalah pembedaan masyarakat kedalam kelas – kelas secara vertical, yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang tinggi sampai yang lebih rendah.
B. Proses terbentuknya pelapisan sosial
1) Secara tidak sengaja
Cirri – cirinya
1) Terbetuk sejalan dengan perkembangan masyarakat
2) Terbentuk diluar kontrol masyarakat yang bersangkutan
3) Terjadi sesuai dengan kondisi sosial budaya diwilayah tertentu
4) Keududukan seseorang dalam sesuatu lapisan beserta hak dan kewajibannya berlangsung secara otomatis
2) Secara sengaja
Pelapisan sosial macam ini menunjuk pada pelapisan sosial yang dibentuk oleh suatu kelompok sosial / masyarakat dalam rangka mengejar tujuan tertentu.
C. Kriteria pelapisan sosial
Criteria pelapisan sosila adalah tolak ukur yang menjadi dasar pembentukan pelapisan sosial. Dasar itu dianggap sebagai sesuatu yang berharga oleh masyarakat. Pada umumnya, sesuatu yang dianggap berharga itu berbeda – beda antara masyarakat yang satu dengan yang lain.
Pendapat para pakar tentang criteria pelapisan sosial
1. Soejono Soekanto : kekayaan, kekuasaan, kehormatan dan ilmu pengetahuan.
2. Bernard Barber : jabatan / pekerjaan, wewenang / kekuasaan, pengetahuan, keagamaan, kedudukan
3. Paul B. Horton : Kekayaan, pekerjaan, pendidikan
D. Jenis – jenis pelapisan sosial
1. Menurut criteria ekonomi
¤ Keluarga prasejahtera (kps) dan keluarga sejahtera I (ksI) yaitu keluarga miskin
¤ Keluarga sejahtera II (ksII)
¤ Keluarga sejahtera III (ksIII)
¤ Keluarga sejahtera III + (KSIII plus) yaitu keluarga yang kaya
2. Pelapisan sosial menurut criteria sosial
a) Pelapisan sosial di desa
Ditentukan oleh keturunan / kelahiran terutama menyangkut keturunan pembuka tanah.
b) Pelapisan sosial di kota
Diukur dari prestasi dan prestise.
Pengelompokkan masyarakat menurut criteria sosial
a. Pelapisan sosial tertutup
Sistem pelapisan sosial tertutup (closed social stratification) menunjuk pada pelapisan sosial yang tidak memungkinkan warga masyarakat rendah dari lapisan satu ke lapisan lain.
b. Pelapisan sosial terbuka
Sistem pelapisan sosial terbuka (open social stratification) menunjuk pada pelapisan sosial yang membuka kesempatan warganya untuk turun naik antara lapisan.
3. Pelapisan sosial menurut criteria politik
Pelapisan sosial menurut criteria politik membedakan masyarakat menjadi pihak yang berkuasa dan pihak yang dikuasai.
E. Pengaruh status dan peranan sosial bagi tindakan dan interaksi sosial
1) Status sosial
Status sosial adalah posisi seseorang dalam masyarakat dalam hubungannya denga orang lain, baik mencakup perilaku, hak, maupun kewajiban.
Pada dasarnya status sosial dibedakan menjadi 3 macam :
1) Status yang diusahakan
Kedudukan di tengah masyarakat yang diraih melalui usaha – usaha sendiri yan disengaja.
2) Status yang digariskan
Melalui kelahiran / keturunan
3) Status yang diberikan
2) Peranan sosial
Peranan sosial adalah rangkaian norma dan perilaku yang dijalankan seseorang sesuai dengan status sosialnya dalam masyarakat.
Peranan sosial dapat kita bedakan menjadi 4 macam yaitu :
1) Peranan pilihan
Peranan yang hanya dapat diperoleh melalui usaha tertentu
2) Peranan bawaan
Peranan yang diperoleh secara otomatis bukan karena usaha tertentu
3) Peranan yang diharapkan
Peranan yang dilaksankan sesuai denga ketentuan yang telah ditetapkan bersama
4) Peranan yang disesuaikan
Peranan yang dilaksanakan sesuai situasi
3) Keterikatan symbol status
Symbol status menunjuk pada seperangkat perilaku yang menandai status seseorang.
Pengaruh status sosial dan peranan sosial terhadap tindakan dan interaksi sosial terangkum dalam 3 gejala yaitu
a) Terbentuknya symbol status
Symbol status warga ditentukan oleh gaya hidupnya
b) Terjadinya integrasi status dan peranan sosial
Integrasi dengan status dan peranan sosial dan pasif. Pasif = menerima status dan peranan secara paksa, aktif = meneria status dan peranan secara sukarda dan sadar.
c) Munculnya konflik status dan peranan sosial
Muncul dalam situasi kegagalan dan penolakan status dan peranan sosial.
BAB X
DIFERENSIASI SOSIAL
A. Pengertian
Diferensiasi sosial adalah pembedaan penduduk / warga masyarakat kedalam golongan – golongan / kelompok – kelompok secara horozontal. Diferensiasi sosial mengaku pada pembagian sosial secara horizontal. Pelapisan sosial mengaku pada pembagian sosial secara vertical. Kaitan antara keduanya sama – sama berhubungan dengan masalah hak dan kewajiban yang diperoleh setiap anggota masyarakat.
Yang menjadi tekanan dalam pengertian diferensiasi sosial ialah pengarah adanya pembedaan antara hak, kewajiban dan tanggung jawab masing – masing orang.
B. Bentuk – bentuk diferensiasi sosial
Secara biologis
¤ Diferensiasi jenis kelamin / sex differentiation
¤ Diferensiasi umur / age differentiation
¤ Diferensiasi ras / racial differentiation
¤ Diferensiasi intelektual / intellectual differentiation
Berdasarkan dengan kondisi sosio – kulturalnya
¤ Diferensiasi suku bangsa / tribal differentiation
¤ Diferensiasi agama / religion differentiation
¤ Diferensiasi klan / clan differentiation
¤ Diferensiasi profesi / profession differentiation
Pembagian 2 macam kondisi yang membedakan antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lain dengan tanpa memperhatikan adanya lapisan / strata tersebut akan kita pelajari satu persatu bahasan berikut.
A) Diferensiasi berdasarkan kondisi biologis
a) Diferensiasi jenis kelamin
Perbedaan jenis kelamin laki – laki / perempuan mempengaruhi perolehan hak dan kewajiban dalam banyak aspek, seperti kondisi kerja, kehidupan, ekonomi dan politik dan lain – lain.
b) Diferensiasi umur
Masyarakat yang berbeda umur tidak hanya ada pada situasi masyarakat tradisional, tetapi juga pada masyarakat feodal dan masyarakat modern.
c) Diferensiasi intelektual
Diferensiasi intelektual yaitu perolehan hak dan kewajiban yang berbeda bagi setiap anggota masyarakat secara horizontal atas dasar perbuatan kepandaian.
d) Difernsiasi ras
Ras adalah kategori untuk sekelompok individu yang secara turun – temurun memiliki cirri fisik dan biologis tertentu yang sama.
Jenis ras
¤ Kaukasoid, mongoloid, Negroid, dan ras khusus
¤ Berdasarak warna kulit
¤ Papua, melonozoid
¤ Negroid
¤ Weddoi, dan
¤ Melayu mongoloid
B) Berdasarkan kondisi sosio – cultural
a) Diferensi suku bangsa
Cirri khas yang sama setiap suku bangsa : adat istiadat, bahasa, religi, dan kepercayaan. Cirri – cirri fisik dan kesamaan dalam tata nilai budaya.
b) Diferensi agama
Mempunyai 2 aspek : hubungan manusia dengan Tuhan dan dengan dunia.
c) Diferensi klan
Klan adalah sekelompok kekerabatan yang terdiri dari 1 nenek moyang melalui keturunan. Memiliki 2 sistem yaitu potrilintal dan matrilintal
.
d) Diferensi profesi
Diferensiasi profesi adalah perolehan hak dan kewajiban yang berbeda karena perbedaan profesi masing – masing.
BAB XI
MOBILITAS SOSIAL
A. Pengertian
Mobilitas sosial adalah gerak perpindahan seseorang / sekelompok warga dari status sosial yang I sampai ke status sosial yang lain.
B. Pendorong mobilitas sosial
(1) Struktur
Factor struktur dapat kita rinci menjadi 2 hal yaitu :
a. Struktur pekerjaan
Masyarakat yang mengandalkan kehidupan ekonominya pada bidang pertanian dan bahan baku cenderung memperluas lapangan kerja ditingkat bawah dan membatasi lapangan kerja ditingkat menengah keatas.
b. Perbedaan tingkat kelahiran
Tingkat kelahiran pada masyarakat berstatus sosial rendah umumnya telah tinggi dibandingkan dengan tingkat kelahiran pada masyarakat, berstatus sosial menengah keatas.
(2) Individu
dalam kelompok sosial yang menghargai kemampuan / profesi analisme, mobilitas sosial cenderung tinggi. Terdapat pada masyarakat modern, seperti masyarakat perkotaan.
C. Bentuk mobilitas sosial
1) Mobilitas horizontal
Merupakan perpindahan status sosial yang dialami seseorang / sekelompok warga dalam lapisan sosial yang sama.
2) Mobilitas vertical
Merupaka perpindahan status sosial yang dialami seseorang / sekelompok warga pada lapisan yang berbeda. Cirri utama gerak semacam ini adalah terjadinya naik / turun dari lapisan sosial yang satu ke lapisan yang lain.
Cirri – cirri yang menandai mobilitas certikal antara lain
¤ Terjadi pada masyarakat manapun (lapisan terbuka / tertutup)
¤ Menurut norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan akibatnya antara lain :
1) Tidak terlaksana sebebas – bebasnya
2) Mobilitas tidak terlaksana berbeda antara masyarakat yang satu ke yang lain.
¤ Kondisi politik dan ekonomi
¤ Berlangsung melalui saluran – saluran dalam masyarakat.
3) Mobilitas antar generasi
Mobilitas antar generasi dapat dibedakan menjadi 2
a. Mobilitas intergenerasi
Merupakan peralihan status sosial yang terjadi diantara beberapa generasi. Mobilitas intergenerasi merupakan mobilitas vertical (menurun)
b. Mobilitas intragenerasi
Mobilitas intragenerasi merupakan peralihan status sosial yang terjadi dalam generasi yang sama.
D. Konsekuensi mobilitas sosial
1. Konflik
Adanya konflik ditandai oleh benturan anatar beberapa nilai berserta kepentingan tertentu.
Konflik dapat dibedakan menjadi
a. Konflik antar kelas sosial
b. Konflik antar kelompok sosial
c. Konflik antar generasi
2. Penyesuaian
Penyesuaian terhadap perubahan yang dibawa mobilitas sosial antara lain :
a. Perlakuan baru masyarakat terhadap kelas sosial, kelompok sosial
b. Penerimaan individu akan kedudukannya yang baru
c. Pergantian dominasi dalam suatu kelas sosial masyarakat.

0 komentar:

Posting Komentar